Glaukoma Absolut, Turunkan Kualitas Hidup
dr Prima Maya Sari SpM (K) Dokter Spesialis Mata Konsultan Glaukoma RSMH-Foto: Ist-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Glaukoma absolut adalah istilah yang digunakan untuk keadaan dimana kondisi mata mengalami kebutaan total (tidak ada persepsi cahaya). Hal tersebit diungkap, dr Prima Maya Sari SpM (K) Subsp GL, dokter spesialis mata konsultan glaukoma, KSM Mata Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin Palembang.
Katanya, dengan tekanan bola mata yang tinggi, Glaukoma absolut dapat disebabkan oleh semua jenis glaukoma dan merupakan salah satu manifestasi akhir kondisi glaukoma. Di mana TIO (Tekanan Intra Okuler atau Tekanan Bola Mata,red) tidak dapat terkontrol dengan baik.
Dijelaskan, di Indonesia, glaukoma absolut masih sering dijumpai baik pada satu mata maupun dua mata. "Glaukoma Absolut seringkali menyebabkan penurunan kualitas hidup penderita karena selain fungsi penglihatan yang sudah tidak dapat dipulihkan, mata tersebut juga seringkali mengalami nyeri, baik terus menerus maupun hilang timbul," terangnya.
Dikatakan, rasa nyeri terjadi akibat tekanan mata yang tinggi menyebabkan penekanan pada semua struktur dalam bola mata. "Di samping itu dapat terjadi edema kornea hingga timbul keratopati bulosa dan penipisan sklera yang progresif. Dapat pula terjadi perforasi spontan pada bola mata yang memerlukan tindakan segera,"jelasnya
Katanya, penanganan glaukoma absolut ditujukan untuk mengurangi keluhan nyeri serta semaksimal mungkin mempertahankan bola mata bila memungkinkan.
BACA JUGA:Nyatanya, Glaukoma Bisa Terjadi Semua Usia
"Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam penanganan, obat anti-glaukoma topikal, steroid topikal, atropin topikal, obat antiglaukoma sistemik (jangka pendek), trabekulektomi, prosedur siklodestruktif (terapi cyclocryo dan laser fotokoagulasi trans sklera). Kemudian, melakukan injeksi alkohol retrobulbar. Lalu eviserai/enukleasi bola mata," terangnya.
Ia menjelaskan, tindakan operasi memiliki tingkat keberhasilan yang cukup baik dalam mengontrol nyeri pada glaukoma absolut, namun demikian perlu dipertimbangkan risiko komplikasinya. "Operasi intraokuler dan prosedur siklodestruksi diduga dapat menimbulkan komplikasi simpatetik oftalmia pada mata sebelah, namun demikian insiden kejadian ini sangat kecil (0,01 persen) dan makin jarang dijumpai.
Eviserasi dan enukleasi bola mata merupakan pilihan terakhir. Tindakan ini tidak disukai oleh penderita dan seringkali memerlukan edukasi yang baik dan berulang untuk mengurangi efek psikologis penderita. "Secara kosmetik anoftalmia yang terjadi dapat diatasi dengan pemasangan protesa yang sesuai, namun terkadang dapat juga terjadi kontraktur soket yang memerlukan tindakan operasi lebih lanjut," tegasnya.
BACA JUGA:Konsumsi Vitamin 3 Berlebihan Dapat Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
BACA JUGA:Selain Ampuh Cegah Kehamilan, Kondom Efektif Cegah Penyakit Menular Seksual
Lebih jauh dijelaskan, glaukoma bisa terjadi pada semua usia. Glaukoma pada dasarnya dapat dicegah dengan deteksi dini dan terapi yang tepat hal ini dapat memperlambat progresivitas dari penyakitnya. "Apalagi bila kita temukan dalam dalam fase-fase yang awal, jadi sebenarnya untuk fase-fase awal glukoma ini dapat kita kendalikan diantaranya dengan menurunkan tekanan bola mata," sebutnya.
Tapi kalau yang lanjut, itu biasanya kita hanya bisa memperlambat saja. Penyakitnya kalau kita analogikan sama seperti hipertensi, diabetes "Jadi pada dasarnya tidak dapat disembuhkan total karena dia merupakan penyakit yang berhubungan dengan metabolisme/ mekanisme tubuh sendiri . Tapi dapat kita kendalikan dengan pemakaian obat- obatan, laser atau operasi filtrasi kemudian Lifestyle yang baik, penanganan stres yang baik. Juga dapat mempengaruhi untuk penderita glaukoma," urainya.