https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Pasca Hujan Deras dan Banjir Waspadai Penyakit Leptospirosis yang Harus Ditingkatkan Kesehatan Lingkungan

Waspadai penyakit Leptospirosis yang berpotensi mewabah saat musim hujan dan terjadinya banjir. -Foto: Ist-

Oleh: Dr. Minarti.,SST.,M.Kes

SUMATERAEKSPRES.ID - Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang yang wajjib kita diwaspadai. Leptospirosis kebanyakan disebabkan oleh kuman yang disebabkan oleh air kencing tikus

Penularan penyakit Leptospirosis berpotensi mewabah setelah hujan deras dan banjir. Diperkirakan ada lebih dari 500.000 kasus leptospirosis setiap tahun di seluruh dunia.

Leptospirosis ini tingkat kematian (fatalitas) juga lebih tinggi daripada demam berdarah (DB). DB hanya sekitar 2-3 persen, sedangkan leptospirosis bisa mencapai 50 persen. Jadi kalau ada dua kasus, satu bisa meninggal dunia.

Mirip dengan demam berdarah, jika tidak segera tertangani, pasien terjangkit leptospirosis bisa meninggal.Penyakit leptospirosis bisa ditemukan setiap waktu. Namun, kemungkinan terjadinya peningkatan terjadi di musim penghujan seperti sekarang.

BACA JUGA:Dihimbau Agar Waspada, ini 5 Penyakit yang Sering Muncul Akibat Terjadinya Banjir

Musim hujan ada genangan banjir, tikus ini lari karena tempat tinggalnya kena air. Nah, air kencingnya tertinggal. Ini (urine tikus) yang tertinggal bercampur genangan dan menyebabkan leptospirosis.

Beberapa gejala yang menunjukkan seseorang terkena penyakit leptospirosis adalah demam akut lebih dari 38,5 derajat celsius dan disertai dengan nyeri kepala yang hebat. Lalu, ada juga gejala nyeri otot, kondisi fisik lesu, nyeri betis, batuk kering, sesak napas, manifestasi darah, iritasi, gangguan ginjal, serta gangguan irama jantung.

Kejadian leptospirosis ini tidak hanya berkaitan dengan banjir saja tetapi juga terkait dengan air yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri leptospira, seperti tikus, sapi, babi yang ada di sekitar lingkungan manusia.

Tak hanya itu, penularan Leptospirosis bisa terjadi melalui kontak erat dengan binatang ternak yang terinfeksi dan terjadi pada pekerjaan yang berpotensi kontak dengan sumber infeksi.

BACA JUGA:Lima Daerah Tanggap Darurat Bencana, Banjir dan Longsor, Hingga Maret-April

Adapun gejala-gejala tersebut disertai dengan riwayat kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi leptospira. Kontak tersebut dapat terjadi melalui medium air, lumpur, tanah, dan rumput tercemar urine tikus yang terinfeksi.

Pencegahan leptospirosis dapat dimulai dari diri sendiri, dengan cara menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), melakukan vaksinasi secara berkala dan memiliki gaya hidup yang sehat seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi dan olahraga yang rutin. 

Tak lupa, lingkungan yang bersih menjadi salah satu kunci dalam pencegahan leptospirosis. Lingkungan yang bersih tidak hanya membuat nyaman juga menciptakan kehidupan yang bersih dari penyakit.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan