Berlakukan Kembali Penjurusan Siswa SMA, Mendikdasmen: UN Diganti TKA, bagi yang Ingin Lanjut Kuliah

Abdul Mu’ti Mendikdasmen-foto: ist-
SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI Abdul Mu'ti bakal mengembalikan sistem penjurusan IPA, IPS dan Bahasa untuk jenjang SMA. Berlaku mulai tahun ajaran 2025. Muncul pro-kontra terkait kebijakan perubahan kurikulum itu.
Kepala SMA Plus Negeri 17 Palembang Dra Hj Purwiastuti Kusumastiwi MM, mengatakan, pihaknya menyambut baik akan diberlakukanya kembali penjurusan IPA, IPS dan Bahasa pada jenjang SMA. "Tapi belum ada aturan resminya seperti apa, kita masih menunggu," ujarnya, Minggu (13/4).
Terkait kebijakan ini apapun ketentuanya nanti pihaknya siap menjalankan. Dengan harapan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya Sumsel. "Diberlakukanya jurusan IPA, IPS dan Bahasa kayaknya lebih menentukan untuk masuk perguruan tinggi. Lebih bagus, dapat membantu siswa fokus pada bidang yang diminati dan relevan dengan rencana studi mereka di perguruan tinggi," ungkapnya
Jika ini benar diberlakukan, penting ada bimbingan konseling yang memadai untuk membantu siswa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. "Ke depan juga perlunya pelatihan bagi guru untuk mendukung implementasi kebijakan ini secara efektif," imbuh dia.
BACA JUGA:Deretan Beasiswa untuk Calon Mahasiswa Baru 2025: Peluang Emas Meraih Pendidikan Tinggi
BACA JUGA:MBG Bangun Generasi Sehat dan Kuat, Perkuat Pendidikan Karakter Siswa
Terpisah, Kepala SMA Negeri 18 Palembang, H Heru Supeno SPd MSi, mengatakan, pihaknya siap menjalankan jika kembali ada penjurusan di SMA. "Kami akan selalu mendukung kebijakan pemerintah, siap juga melaksanakannya. Tidak ada masalah, asal regulasainya jelas dan dipersiapkan dengan baik," ujarnya
Sejauh ini pihaknya masih menggunakan Kurikulum Merdeka yang dikembangkan menteri terdahulu. "Belum ada Kepmen baru berkaitan dengan perubahan kurukulum dan penjurusan di SMA, jadi sejauh ini masih pakai kurikulum lama," terangnya
Karena sudah jalan tiga tahun, Heru mengatakan bila Kurikulum Merdeka dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, akan berdampak baik terhadap peserta didik, Namun sebagai kurikulum baru, tentu saja ada kelemahannya di sana-sini dan itu bisa diperbaiki atau disempurnakan.
Ketua MKKS SMA Ogan Ilir, Dra Sutinawati MPd menyatakan, masih menunggu petunjuk teknis dari Kemendikdasmen. “Setelah itu, tinggal lagi bagaimana anak-anak dan guru yang menyesuaikan lagi dengan perubahan tersebut," ungkapnya.
Diperkirakan aturan tersebut akan dilaksanakan paling cepat pada tahun ajaran baru. Seorang siswa kelas 2 SMA di Ogan Ilir, Azra mengaku siap jika harus memilih jurusan IPA atau IPS. "Tapi diawal ini mungkin masih bingung pilih fokus ke jurusan mana. Apakah IPA atau IPS, mungkin perlu penyesuaian ke depannya," ungkapnya.
BACA JUGA:Warga Paiker Dukung HBA-Henny, Minta Perbaikan Irigasi dan Pendidikan Gratis
BACA JUGA:Bawaslu OKI Usulkan Pendidikan Pengawas Partisipatif, Pilkada 2024 Berjalan Damai
Belum lagi perubahan kurikulum juga berdampak pada buku pelajaran baru yang harganya cukup mahal. Hal ini pasti dikeluhkan para orang tua murid. "Apa-apa sekarang mahal. Buku pelajaran anak juga tiap tahun ganti-ganti, harganya itu juga makin mahal. Memang buku pelajaran itu juga penting, tapi kalau bisa ada pilihan yang tidak begitu mahal dan mudah dijangkau untuk dibeli," harap Toni, warga Indralaya.