https://sumateraekspres.bacakoran.co/

MBG Bangun Generasi Sehat dan Kuat, Perkuat Pendidikan Karakter Siswa

BAWA MBG: Siswa salah satu SMP Negeri di Kota Palembang membawa makanan program MBG yang diberikan untuk siswa. Program ini sebagai upaya pemerintah membangun generasi yang sehat dan kuat. - FOTO : EVAN/SUMEKS-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Setelah berjalan penuh per Januari 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memperkuat kerjasama dengan Badan Gizi Nasional terkait pemenuhan gizi bagi peserta didik di seluruh Indonesia ditandai penekenan nota kesepahaman program MBG (Makan Bergizi Gratis) akhir Maret lalu.

Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, menyampaikan program MBG untuk siswa PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA tak hanya bertujuan meningkatkan gizi peserta didik, juga menjadi sarana membangun pendidikan karakter, seperti kebiasaan berdoa sebelum makan, menjaga kebersihan, serta menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian.

“Kami mendukung sepenuhnya program Makan Bergizi Gratis sebagai bagian dari upaya membangun generasi yang sehat dan kuat, serta berkarakter dan berakhlak mulia,” terangnya. Dikatakan, program ini juga menjadi sarana memperkuat pendidikan karakter dan menanamkan nilai-nilai utama, seperti kebersamaan, tanggung jawab, serta kesantunan. 

Selain itu, pihaknya mengoptimalkan peran UKS sebagai ujung tombak implementasi program ini di sekolah, melakukan digitalisasi sarana-prasarana pendukung gizi, serta memperkuat data melalui dashboard program MBG guna memastikan kebijakan berbasis bukti.

BACA JUGA:Penyedia Harus Siap Modal Ratusan Juta, Invoice Program MBG Ditagihkan 2 Minggu Sekali

BACA JUGA:Sidak Dapur MBG di Prabumulih Timur: Wali Kota Apresiasi Program Makanan Bergizi Gratis

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hendiyana, menjelaskan kerja sama ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam menurunkan angka kekurangan gizi pada anak usia sekolah. “Program ini bentuk investasi besar dari pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuju Generasi Emas 2045. Saat ini, pertumbuhan penduduk Indonesia masih tinggi, bertambah sekitar enam orang per menit atau tiga juta per tahun. Jika mencakup seluruh anak usia sekolah, jumlah yang seharusnya mendapatkan manfaat ini adalah 70 juta anak,” kata Dadan.

Dia menekankan pentingnya akses keluarga miskin terhadap makanan bergizi seimbang. “Salah satu tantangan utama adalah kurangnya akses keluarga miskin terhadap makanan dengan gizi seimbang. Oleh karena itu, kami berusaha memastikan bahwa setiap anak, terutama dari kelompok rentan, mendapatkan asupan gizi yang baik. Gizi seimbang mencakup protein, karbohidrat, serat, buah, dan susu. Jika intervensi ini tidak dilakukan sejak dini, kita berisiko memiliki tenaga kerja produktif yang kurang berkualitas pada tahun 2045,” ucapnya.

Dalam laporannya, Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menjelaskan nota kesepahaman ini mencakup berbagai aspek kerja sama, termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia, koordinasi dan edukasi, pemanfaatan sarana dan prasarana, serta pertukaran data dan informasi. “Dengan adanya sinergi ini, intervensi gizi diharapkan lebih tepat sasaran, tidak hanya mengatasi kekurangan gizi tetapi juga membentuk karakter dan mendukung gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan