Sering Dianggap Mistis, Ini Pengertian hingga Asal Usul Malam Satu Suro
KIRAB: Beberapa daerah di Pulau Jawa memperingati Malam Satu Suro dengan menggelar kirab. FOTO: indonesiakaya--
Di Solo, perayaan malam 1 Suro kerap dirayakan dengan adanya hewan khas kebo bule.
Kebo bule bukan sembarang kerbau, melainkan Kebo Bule Kyai Slamet yang dianggap keramat oleh masyarakat dan termasuk pusaka penting milik keraton.
Sementara di Yogyakarta, perayaan malam 1 Suro di biasanya identik dengan keris dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan atau kirab.
Di samping itu, ada juga hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta benda pusaka yang menjadi sajian khas dalam iring-iringan atau kirab.
Perayaan malam 1 Suro berfokus pada ketentraman batin dan keselamatan.
Biasanya, pada malam 1 Suro, masyarakat berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melakukan kebaikan-kebaikan sepanjang bulan Suro.
Sepanjang bulan Suro, masyarakat Jawa meyakini untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada.
Eling berarti bahwa manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan di mana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan.
Di sisi lain, waspada berarti manusia harus terjaga dan waspada dari godaan yang menyesatkan.(lia)