Harga Kopi Robusta 2024 Terus 'Meledak' di Lubuklinggau

Petani kopi asal kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), gas poll pemanenan kopi robusta. Jumat (38/6) sekitar pukul 12.00 WIB, harga kopi masih 'meledak' di kisaran Rp60 ribu/kg. --

LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Petani kopi di kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), kini sedang merasakan berkah pemanenan kopi robusta. Pada Jumat (28/6) pukul 12.00 WIB, harga kopi masih terus 'meledak' di angka Rp60 ribu per kilogram.

Suharta, seorang petani kopi yang beralamat di Jalan Garuda Hitam, Kelurahan Pasar Pemiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, mengungkapkan kegembiraannya.

Ia, yang telah berusia 43 tahun, menyatakan bahwa baru kali ini selama hidupnya ia dapat merasakan harga kopi mencapai titik tertinggi sebesar Rp60 ribu/kg. Lonjakan harga kopi robusta ini mulai terjadi sejak awal tahun 2024.

"Kisaran harga Rp60 ribu itu di tingkat petani. Di tingkat pengepul besar, harga bisa mencapai Rp72-75 ribu per kilogram," ungkap Suharta.

BACA JUGA:5 Alasan Pria Harus Membatasi Konsumsi Kopi Hariannya

BACA JUGA:Kopi Hitam: Lebih dari Sekadar Minuman, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan Otak dan Tubuh!

Sebelum terjadi lonjakan harga, harga kopi di wilayah ini hanya sekitar Rp25-30 ribu per kilogram. Bahkan, pernah mencapai titik terendah di kisaran Rp3-4 ribu per kilogram. Suharta menambahkan bahwa sebelumnya, para petani sering kali menghadapi kesulitan ekonomi karena hasil panen yang tidak memadai.

"Pada masa itu, petani sering kali mengeluh karena hasil panen kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tetapi sekarang, alhamdulillah, harga kopi mulai naik," tuturnya.

Kopi robusta merupakan tanaman musiman dengan masa panen yang bisa dilakukan dalam interval 10 hari karena buahnya tidak selalu matang secara serentak. Dari satu hektar lahan, Suharta mampu menghasilkan 6 karung kopi berukuran 50 kilogram setiap panen.

Namun demikian, proses pengeringan kopi juga menimbulkan tantangan tersendiri. Petani menggunakan dua metode pengeringan, yaitu metode giling dengan menjemur buah kopi selama 3 hari, dan metode glondongan dengan menjemur langsung buah kopi selama 1 minggu.

BACA JUGA:Dorong Brand Kopi Sumsel Lebih Terkenal dan Mendunia, Ini Terobosan Pj Gubernur Sumsel

BACA JUGA:Kopi Lagi Mahal, Truk Fuso Bermuatan 15 Ton Biji Kopi Masuk Jurang di Empat Lawang, Kerugian Hampir Rp1 Miliar

Suharta berharap agar harga kopi tetap stabil hingga akhir tahun 2024, sehingga para petani dapat merasakan dampak positif yang berkelanjutan dari kenaikan harga ini.

Madi, seorang pengepul kopi di kota Lubuklinggau, menyatakan bahwa harga kopi robusta kering hampir merata di kota tersebut, mendekati angka Rp60 ribu per kilogram.

Dia juga menegaskan bahwa di Lubuklinggau terdapat berbagai varietas lokal seperti kopi kecik ari, kopi lamo tuo, kopi manak, kopi kedap duren, dan kopi gayo, yang semuanya masuk dalam kategori kopi robusta.

Di sisi lain, harga Greenbean Arabika di wilayah ini mencapai Rp110 ribu per kilogram. Namun, harga tertinggi masih dipegang oleh kopi luwak liar yang bisa mencapai Rp100-150 ribu per ons.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan