Salat Id di Masjid SMB II Jayo Wikramo, Khotib: Menegakkan Tauhid Adalah Hikmah Utama di Balik Ibadah Haji!
Ribuan Umat Muslim Kota Palembang dan sekitarnya memenuhi Alun Alun Kota, Jembatan Ampera, Bundaran Air Mancur dan Pelataran Masjid Agung Palembang, melaksanakan Shalat Idul Adha 1445 H/2024 M, sudah Menjadi Tradisi dan Wisata Religi Wisatawan. Foto: eva--
Semua adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Dan Allah tidak akan mengambil sesuatu dari hambaNya kecuali Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik di dunia atau mempertemukannya disurga. Dan tanpa keraguan sedikitpun Nabiyullah Ibrahim AS melaksanakan perintah Allah SWT tersebut. Itulah pengorbanan agung Nabi Ibrahim AS, dan kisah ini bisa saja kita sebut sebagai kisah pengorbanan yang tiada tandingnya.
Seorang ayah rela mengorbankan anak tercintanya demi menjalankan perintah Allah SWT.
Begitu agungnya kisah tersebut hingga diabadikan didalam syariat Nabi Muhammad SAW yaitu dengan dianjurkannya bagi seorang muslim yang mampu untuk menyembelih qurban baik itu domba, sapi atau onta.
Akan tetapi yang harus kita pahami bahwa qurban kambing, sapi dan onta adalah sebagai simbol sebuah pengorbanan yang harus kita ikuti secara lahir dalam kehidupan kita.
Akan tetapi ada makna tersirat dibalik penyembelihan domba atau onta yang lebih agung, yaitu menghadirkan makna pentingnya pengorbanan dengan mencontoh kisah agung yang terjadi pada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
Artinya pengorbanan yang kita butuhkan tidak sekedar menyembelih kambing, sapi dan onta. Akan tetapi memahami dan merasakan makna dibalik kisah Nabi Ibrahim AS adalah hal yang amat penting. Yaitu makna berkorban dalam arti memberikan apa yang diberikan Allah kepada kita dari hal yang kita banggakan dan kita cintai untuk Allah SWT.
Sungguh alangkah kecilnya kambing bagi seorang jutawan dan sungguh alangkah sederhananya seekor sapi bagi seorang pejabat tinggi. Akan tetapi melangkah menuju pemahaman qurban yang lebih bermakna adalah hal yang sangat kita butuhkan pada saat ini.
Berkorban hakikatnya adalah mengabadikan nikmat. Anda yang punya jabatan dan anda yang punya kekayaan lebih, pergunakanlah jabatan yang diberikan oleh Allah kepada anda untuk yang Allah ridhoi. Amar ma’ruf nahi munkar, menghentikan kejahatan, memudahkan dalam segala kebaikan adalah cara berkorban bagi para pejabat.
BACA JUGA:7 Manfaat Baby Oil untuk Rambut yang Jarang Diketahui, Diantaranya Dapat Menghaluskan Rambut
Maka sungguh celakalah jika ada orang yang diangkat oleh Allah dengan jabatan, akan tetapi justru dengan jabatannya ia semakin jauh dari Allah. Ternyata dengan jabatannya ia telah membuka banyak kemaksiatan dan kemungkaran.Itulah pejabat-pejabat nista yang semestinya dengan jabatan nya adalah karunia untuk menggapai kemuliaan akan tetapi justru menjadi sebab kehinaan.