LRT Jadi Moda Transportasi Utama

LINTASI AMPERA : Para penumpang menikmati perjalanan LRT sambil melihat icon Jembatan Ampera.-foto : evan/sumeks-

SUMATERAEKSPRES.ID - KEBERADAAN LRT Sumsel sejak beroperasi penuh pada 1 Agustus 2018 sudah menjadi moda transportasi utama bagi masyarakat. Kereta ringan yang menghabiskan dana Rp10,9 triliun itu melintasi jalan-jalan utama (protokol) Kota Palembang dengan 13 stasiun pemberhentian, yakni DJKA, Jakabaring, Polresta, Ampera, Cinde, Dishub, Bumi Sriwijaya, Demang Lebar Daun, Garuda Dempo, RSUD Sumsel, Punti Kayu, Asrama Haji, dan Bandara SMB II Palembang.

Pada awal-awal operasi, Kemenhub RI memberikan subsidi LRT Sumsel Rp200-300 miliar per tahun. Seiring peningkatan penumpang dan perolehan pendapatan LRT, sejak 2022 hingga kini nilai subsidi sekitar Rp160 miliar/tahun guna menutupi biaya listrik, operasional, dan perawatan yang mencapai Rp180 miliar/tahun. 

Berkat subsidi ini pula masyarakat bisa menikmati transportasi publik LRT yang nyaman dan murah. Bahkan sistem integrasi yang dibangun Kemenhub membuka keterjangkauan warga pinggiran kota bepergian atau berwisata melalui feeder Musi Mas dan BRT Teman Bus/Trans Musi. Kebermanfaatan itu dirasakan betul oleh Ferry Ahmadi (40) ketika mau pergi ke Bandara SMB II Palembang untuk tugas luar kota.

Dari rumahnya di komplek Anggrek Residence Jl OPI 1, Kelurahan 15 Ulu, Ferry butuh waktu sekitar 41 menit naik mobil/motor ke bandara, dengan jarak tempuh 23 km. “Itu jika jalanan lancar. Persoalannya sekarang, jalan protokol sering macet setiap waktu, mulai dari Jembatan Ampera, Simpang Charitas, Jl Jend Sudirman, Jl Kol H Burlian. Waktu tempuh sudah pasti lebih dari 1 jam. Makanya saya sering khawatir lama di jalan, repotnya ketinggalan pesawat,” ujarnya. 

BACA JUGA:Integrasi Antar Moda Wujudkan GNKAU, Ongkos Feeder LRT Gratis, Perbanyak Rute Pinggiran

BACA JUGA:Okupansi Penumpang LRT Sumsel Melonjak, Imbas Lebaran dan Mudik Masyarakat

Sekarang adanya LRT, Ferry memilih naik kereta cepat modern itu lantaran bebas macet, cepat, aman tanpa risiko di jalan. “Perjalanan saya dari stasiun terdekat, DJKA ke Stasiun Bandara itu sekitar 49 menit. Jadwal keberangkatannya pasti, ada setiap 20 menit sekali dari jam 5 subuh sampai jam 8 malam. Sebaliknya jika mau pulang dari bandara, tidak perlu lagi minta antar jemput keluarga,” terang karyawan perusahaan migas ini. Tarifnya kompetitif Rp10 ribu ke stasiun bandara. 

Dengan kemudahan dan fasilitas yang disediakan, tak heran LRT kian digemari. Tren penggunaannya bertumbuh sejak pertama kali operasi. Tahun pertama operasional (Juli-Desember 2018), penumpang LRT mencapai 927.432 orang. Tahun berikutnya (2019) melonjak 2.619.159 penumpang. Sementara 2020-2021 sempat menurun akibat pandemi Covid-19, masing-masing 1.053.637 dan 1.599.133 penumpang.

Di 2022 meningkat lagi hingga 3.087.760 penumpang dan 2023 terealisasi sebanyak 4.082.637 penumpang. “Total ada 6 sarana (trainset LRT) beroperasi dengan 94 perjalanan setiap hari pukul 05.05-20.43 WIB,” ungkap Kepala BPKARSS, Rode Paulus GP SSi MT. Dia menyebut LRT sudah menjadi backbone transportasi di Sumsel, khususnya di Palembang sehingga pelayanan yang diberikan harus maksimal. 

Dengan begitu program GNKAU yang digalakan Kemenhub RI berjalan sempurna. “Kami terus berupaya meningkatkan minat masyarakat naik LRT, dengan memperbanyak eduwisata dan edutrip di LRT, menguatkan kerjasama lintas instansi dan pemangku kepentingan terkait. Membuat kartu berlangganan untuk ASN, lansia, masyarakat umum, pin prioritas bagi ibu hamil dan orang rentan, serta tarif berlangganan bagi penumpang. Kita juga memaksimalkan tenant UMKM dan ruang kreasi yang ada di stasiun,” jelas Rode. 

Bila melihat lalu lintas terbanyak jatuh pada hari Sabtu dan Minggu. Dalam 2 hari itu, penumpang bisa tembus 20-30 ribu orang per hari. “Stasiun paling banyak dikunjungi Asrama Haji dan Ampera. Di Asrama Haji banyak pekerja, warga, dan anak sekolah datang menggunakan LRT, sedangkan di Ampera banyak pedagang dan orang berlibur,” ungkapnya. Animo itu juga didorong kehadiran feeder LRT dan BRT yang ada. 

BACA JUGA:Integrasi Moda Tekan Kemacetan dan Polusi, LRT-Feeder Musi Mas Wujudkan GNKAU

BACA JUGA:Penumpang Lebaran 188.471 Orang, Angkutan LRT Cover Lonjakan

Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre III Palembang, Aida Suryanti menambahkan selama 5 tahun LRT beroperasi sudah menggaet lebih dari 12 juta penumpang. “Tarif masih sama seperti awal beroperasi, tiket tujuan non bandara Rp5 ribu dan tujuan bandara Rp10 ribu,” tutur Aida. Tak hanya terhubung angkot feeder, LRT terintegrasi layanan BRT Teman Bus/Trans Musi dan Damri. “Makanya kami bersama BPKARSS bisa menjual tiket integrasi yang lebih murah di 12 stasiun kecuali Stasiun Bandara,” sebutnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan