Memaknai Lailatul Qodar Perspektif Sains dan Momentum Bermuhasyabah
Dr Muhammad Isnaini MPd Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang-Foto: Ist-
SUMATERAEKSPRES.ID - Lailatul Qadr, malam yang penuh berkah dan kemuliaan, adalah salah satu malam terpenting dalam bulan Ramadhan. Dalam ajaran Islam, Lailatul Qadr memiliki kedudukan yang sangat istimewa karena di dalamnya terjadi penurunan Al-Quran, serta berbagai kemurahan dan rahmat dari Allah SWT.
Dalam pandangan sains, fenomena ini juga menarik untuk dijelaskan, baik dari segi astronomi maupun psikologi manusia. Momentum bermuhasyabah, atau introspeksi diri, menjadi penting dalam menyikapi malam yang penuh keberkahan ini.
Dalam pendahuluan ini, penulis akan menjelaskan makna Lailatul Qadr dari perspektif sains, serta pentingnya momentum bermuhasyabah dalam memaknainya.
Dari segi astronomi, Lailatul Qadr dihubungkan dengan malam yang penuh kemuliaan dan ketenangan. Fenomena alam yang terjadi pada malam tersebut, seperti kegelapan yang mendalam dan keindahan langit yang memukau, memberikan ruang bagi refleksi manusia terhadap penciptaan Allah SWT.
Keajaiban langit pada malam tersebut juga memberikan kita kesempatan untuk mengamati serta mengapresiasi keteraturan alam semesta yang mencerminkan kebesaran Sang Pencipta.
BACA JUGA:7 Tips bagi Orang Tua untuk Mengajarkan Anak Cara Berbagi, Manfaatkan Momen Ramadhan
BACA JUGA:PT TEL Gelar Safari Ramadhan dan Salurkan Sembako Lebaran: Keceriaan dan Kepedulian Menyapa 26 Desa!
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, dalam Surah Al-Qadr (97:1-5): "Inna aanzalnaa hufi lailatil qadr. Wa maa adraaka ma lailatul qadr. Lailatul qadrikhairun min alfisyahr. Tanazzalualmalaa'ikatu war ruuhufiihaa bi idhnirabbihim min kulliamr. Salaamun hiya hattaamatla'ilfajr."
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
Dan Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya adalah "Barangsiapa yang berdiri (sholat) di malam Lailatul Qadr dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
Lailatul Qadr juga membangkitkan kesadaran manusia untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri. Momentum ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk merefleksikan perjalanan spiritual dan moral individu serta meningkatkan kualitas diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan berbagai amalan yang dilakukan di malam tersebut, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, diharapkan dapat memperoleh keberkahan dan ampunan-Nya.
BACA JUGA:Pegadaian Gelar Safari Ramadhan BUMN 2024 dan Kegiatan Sosial untuk Peringati HUT ke-12
BACA JUGA:Rangkaian Safari Ramadhan 1445 H, Pertamina EP Ramba Field Salurkan Ratusan Paket Sembako
Dari perspektif sains, Lailatul Qadr dapat dipahami sebagai sebuah fenomena astronomi yang memiliki keistimewaan tersendiri. Meskipun sains tidak secara langsung mengkaji atau memahami fenomena ini dalam konteks keberkahan atau keagamaan, namun pemahaman tentang fenomena alam yang terjadi pada malam tersebut memberikan wawasan yang menarik.