Waspada Lonjakan Sampah Plastik di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri: Solusi Bijak untuk Kelestarian Lingkungan

Reporter: Irwansyah |

Editor: Irwansyah |

Selasa , 25 Mar 2025 - 19:11

Andiwijaya,M.Si Direktur Bank Sampah Amanah Palembang. Aktivis Muda Muhammadiyah Palembang. Foto:Ist/Sumateraekspres.id --

SUMATERAEKSPRES.ID - Bulan Ramadhan selalu dinantikan umat Islam di seluruh dunia sebagai waktu untuk berpuasa dan memperbaiki diri.

Namun, di balik keceriaan dan kebersamaan yang tercipta selama bulan suci ini, terdapat masalah yang sering kali terlupakan: lonjakan sampah plastik yang sangat signifikan.

Meskipun konsumsi makanan berkurang dengan hanya makan dua kali sehari, yaitu saat sahur dan berbuka, konsumsi kemasan makanan dan minuman justru meningkat pesat.

Plastik yang dulunya terasa praktis kini menjadi ancaman nyata bagi lingkungan, terutama menjelang Idul Fitri.

Peningkatan Sampah Plastik Selama Ramadhan

Selama bulan Ramadhan, kemasan makanan dan minuman sekali pakai yang praktis semakin mendominasi, terutama dalam penyajian takjil.

Berbagai hidangan buka puasa, seperti kolak, es buah, dan gorengan, biasanya disajikan dalam kemasan plastik yang langsung dibuang setelah digunakan. Hal ini membuat tumpukan sampah plastik semakin menggunung setiap tahunnya.

Selain itu, tradisi berbuka puasa bersama di rumah, masjid, dan tempat umum lainnya juga turut meningkatkan penggunaan plastik.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia menunjukkan bahwa volume sampah plastik meningkat 5-20% selama bulan Ramadhan.

Komposisi sampah terbesar berasal dari sampah makanan (41,2%) dan plastik (18,2%). Sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar (39,2%), diikuti oleh pusat perniagaan (21,2%) dan pasar tradisional (16,1%).

Peningkatan ini menunjukkan adanya ketergantungan yang semakin besar pada produk plastik yang sekali pakai.

Takjil: Godaan Plastik yang Mengancam Lingkungan

waspada lonjakan sampah plastik di bulan ramadhan dan idul fitri: solusi bijak untuk kelestarian lingkungan                            sumateraekspres.id - bulan ramadhan selalu dinantikan umat islam di seluruh dunia sebagai waktu untuk berpuasa dan memperbaiki diri.
namun, di balik keceriaan dan kebersamaan yang tercipta selama bulan suci ini, terdapat masalah yang sering kali terlupakan: lonjakan sampah plastik yang sangat signifikan.
meskipun konsumsi makanan berkurang dengan hanya makan dua kali sehari, yaitu saat sahur dan berbuka, konsumsi kemasan makanan dan minuman justru meningkat pesat.
plastik yang dulunya terasa praktis kini menjadi ancaman nyata bagi lingkungan, terutama menjelang idul fitri.
baca juga:bsb cabang tebing tinggi salurkan bantuan sembako melalui program csr untuk masyarakat kurang mampu
baca juga:pt semen baturaja bagikan takjil ke masjid dan pengendara di bulan ramadan
peningkatan sampah plastik selama ramadhan
selama bulan ramadhan, kemasan makanan dan minuman sekali pakai yang praktis semakin mendominasi, terutama dalam penyajian takjil.
berbagai hidangan buka puasa, seperti kolak, es buah, dan gorengan, biasanya disajikan dalam kemasan plastik yang langsung dibuang setelah digunakan. hal ini membuat tumpukan sampah plastik semakin menggunung setiap tahunnya. 
selain itu, tradisi berbuka puasa bersama di rumah, masjid, dan tempat umum lainnya juga turut meningkatkan penggunaan plastik.
data dari kementerian lingkungan hidup republik indonesia menunjukkan bahwa volume sampah plastik meningkat 5-20% selama bulan ramadhan. 
komposisi sampah terbesar berasal dari sampah makanan (41,2%) dan plastik (18,2%). sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar (39,2%), diikuti oleh pusat perniagaan (21,2%) dan pasar tradisional (16,1%). 
peningkatan ini menunjukkan adanya ketergantungan yang semakin besar pada produk plastik yang sekali pakai.
baca juga:daftar harga terbaru samsung galaxy 5g di indonesia per maret 2025
baca juga:simulasi kredit suzuki ertiga hybrid 2025: harga, dp, dan angsuran terbaru
takjil: godaan plastik yang mengancam lingkungan
takjil, sebagai tradisi buka puasa, memunculkan godaan untuk menggunakan plastik sekali pakai.
ragam jajanan manis dan segar yang disajikan di tempat-tempat umum sering kali dikemas dalam plastik tipis atau wadah plastik sekali pakai. 
kepraktisan ini memang menggoda, namun dampaknya terhadap lingkungan sangat besar.
kantong plastik, gelas plastik, sendok plastik, dan botol minuman yang digunakan sekali pakai memperburuk pencemaran lingkungan.
plastik yang dibuang sembarangan akan membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk terurai. 
selain itu, plastik yang terdegradasi menjadi mikroplastik dapat mencemari air, tanah, dan laut. 
mikroplastik ini masuk ke dalam rantai makanan, mengancam kesehatan manusia dan biota laut.
baca juga:kuasa hukum sebut pemeriksaan finda akan dilanjutkan, karena kondisi sakit
baca juga:daftar harga mobil suzuki ertiga bekas dari tahun 2012 hingga 2024
idul fitri: puncak konsumsi plastik
perayaan idul fitri yang penuh sukacita sering kali beriringan dengan peningkatan penggunaan barang-barang plastik sekali pakai.
mulai dari kemasan makanan dan minuman hingga pembungkus hadiah yang berlebihan, plastik menguasai setiap sudut perayaan.
tradisi mudik, yang melibatkan perjalanan jauh, mendorong masyarakat untuk membawa makanan dan minuman dalam kemasan plastik yang mudah dibuang setelah digunakan.
solusi atas masalah ini seharusnya tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari kesadaran masyarakat untuk mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai, terutama saat momen-momen penting seperti ramadhan dan idul fitri.
baca juga:cek! berikut besaran biaya kuliah jika lulus utbk snbt 2025
baca juga:kijang innova diesel matik vs manual, segini perbandingan termasuk harga
dampak buruk sampah plastik terhadap lingkungan dan kesehatan
sampah plastik memiliki dampak buruk yang sangat besar bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
plastik yang tidak dapat terurai mencemari ekosistem, merusak habitat hewan, dan mengancam keberlanjutan hidup spesies laut yang sering salah mengira plastik sebagai makanan. 
selain itu, pembakaran plastik melepaskan asap beracun yang mencemari udara dan membahayakan kesehatan manusia.
mikroplastik yang berasal dari sampah plastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi ikan dan hewan laut lainnya. 
bahkan, mikroplastik dapat ditemukan dalam air minum dan makanan yang kita konsumsi setiap hari, yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan seperti peradangan, gangguan hormon, hingga kanker.
baca juga:sultan iskandar mahmud badaruddin kritik keras konten rendang willy salim, merendahkan budaya palembang
baca juga:persiapan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan utbk snbt
solusi bijak mengurangi sampah plastik
untuk mengatasi masalah ini, berikut adalah beberapa langkah bijak yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah plastik selama ramadhan dan idul fitri:
1.    kurangi penggunaan plastik sekali pakai: bawa wadah dan tas belanja sendiri saat membeli takjil atau makanan berbuka.
2.    pilih kemasan ramah lingkungan: pilih produk dengan kemasan yang mudah didaur ulang atau terurai, seperti kemasan kertas atau daun pisang.
3.    kelola sampah dengan bijak: pisahkan sampah organik dan anorganik, serta pastikan sampah dibuang pada tempatnya.
4.    hindari pemborosan makanan: beli dan masak secukupnya agar tidak ada sisa makanan yang terbuang.
5.    ajak keluarga dan teman-teman: sebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan selama ramadhan.
6.    daur ulang: manfaatkan bank sampah atau tempat pengumpulan sampah daur ulang untuk memberikan kehidupan baru pada sampah plastik.
7.    memasak sendiri: dengan memasak sendiri, kita bisa mengurangi penggunaan kemasan plastik dari makanan yang dibeli di luar.
8.   menggunakan daun pisang atau wadah yang bisa digunakan kembali: jika berjualan takjil atau makanan, cobalah menggunakan wadah yang ramah lingkungan, seperti daun  pisang atau wadah yang bisa digunakan berulang kali.
baca juga:sidak ptm dan gudang distributor, h arlan pastikan kebutuhan pokok aman menjelang lebaran
baca juga:hery gunardi dilantik sebagai direktur utama pt bank rakyat indonesia (persero) tbk
ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, di mana kita seharusnya memperbaiki diri baik secara rohani maupun jasmani. 
namun, kita tidak bisa mengabaikan dampak negatif dari penggunaan plastik yang berlebihan, terutama selama perayaan idul fitri.
mari kita ambil langkah nyata untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menjaga kebersihan lingkungan, dan melestarikan bumi untuk generasi mendatang.