Tolak Usul Kenaikan HET LPG 3 Kg, Pengusaha Minta Naik dari Rp16.500 Menjadi Rp18 Ribu

ANTRI LPG : Warga antri gas LPG 3 kg di salah satu pangkalan gas Palembang. Pemprov menolak usulan kenaikan HET gas LPG 3 kg dengan pertimbangan untuk menjaga inflasi supaya tetap landai. -Foto : ALFERY/SUMEKS -

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemprov Sumsel menangguhkan alias menolak usulan kenaikan usulan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas LPG 3 kg dari Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Sumbagsel.

Hal tersebut lantaran melihat kondisi saat ini yang cocok atau pas untuk dilakukan penyesuaian HET. Pengusulan dari sejak beberapa tahun lalu dari Rp16.500 menjadi Rp 18 ribu atau naik Rp1.500.

Kepala Biro Ekonomi Sumsel, Hengky Putrawan menjelaskan ada usulan kenaikan HET dari pelaku usaha, namun seperti saat ini Pemprov Sumsel belum bisa mengabulkan. Kendati sebenarnya, lanjut Hengky, tim sudah dibentuk guna melakukan kajian kenaikan usulan HET. Tim itu meliputi Dinas Perdagangan, Dinas Pertambangan, dan ESDM, Hiswana Migas, dan stakholder terkait, termasuk pihak akademisi dari Unsri. "Hasilnya memang belum bisa disetujui," tuturnya. 

Diakui Hengky, usulan kenaikan itu tidak bisa serta merta. Harus melihat banyak faktor dan dampak. Mengingat gas LPG ini punya kontribusi cukup besar terhadap inflasi. "Kami tidak ingin, ketika inflasi berusaha dijaga, ada kenaikan gas LPG 3 kg justru mempengaruhi ekonomi dan kemampuan masyarakat," ucap dia.

BACA JUGA:Beli Gas Tinggal Tunjukan KTP, Di Pangkalan LPG 3 Kg

BACA JUGA:Komitmen Jaga Pasokan Tingkatkan Pengawasan, Pertamina Patra Niaga Imbau Warga Daftar untuk Dapat LPG 3 Kg

Selain itu, kata dia, saat ini juga sudah diberlakukan pendistribusian tepat sasaran dimana warga yang membeli harus memakai atau menunjukkan KTP. Pihaknya memastikan semua berjalan dengan baik dan stok gas LPG 3 kg ada dan aman di masyarakat. Memang HET LPG 3 kg sudah cukup lama tidak mengalami penyesuaian, tak heran jika Hiswana Migas mengusulkan kenaikan mengingat banyak komponen mempengaruhi. 

Seperti transportasi, upah, dan lain sebagianya sudah ikut naik. "Saat ini kita fokus pada pasokan dan kebutuhan gas terjamin. Walau HET LPG provinsi lain seperti Bangka, Belitung, Lampung, Jambi dan Bengkulu sudah naik. Ketika ada  harga yang signifikan, khawatirnya LPG subsidi beralih ke daerah perbatasan karena lebih murah," papar dia.

Sebelumnya, Ketua DPD Hiswana Migas Sumsel, Yaser mengatakan pihaknya memang mengusulkan adanya kenaikan HET dan  berharap Pemprov Sumsel dapat melakukan penyesuaian harga gas LPG 3 kilogram. "Itu kan HET sudah lama sejak tahun 2017 lalu. Sementara selama ini kami sudah mengusulkan agar ada pembaharuan HET. Hanya saja ada banyak kendala, sekarang kami berharap Pj Gubernur Sumsel dapat membantu kita," ujarnya.

BACA JUGA:WAJIB TAHU ! Beli LPG 3 Kg Harus Sudah Terdata

BACA JUGA:6.837 Pangkalan Siap Layani Transaksi Digital LPG 3 Kg

Ia mengatakan, ada beragam alasan pertimbangan kenaikan HET LPG 3 kilogram. "Masalah yang kita hadapi sekarang ini harga gas LPG 3 kilogram masih tetap, tapi investasi, harga ban harga bahan bakar mobil berubah naik terus dan  tidak ada yang turun. Jadi kita minta penyesuaian karena itu," kata dia.

Ia menjelaskan HET LPG 3 kilogram di Sumsel ini beragam, tergantung jarak dan transportasi menuju daerah itu. "Kita akan bahas kembali setelah ada Ketua Umum Hiswana Migas terpilih. Kita akan duduk bersama, baik dengan pemerintah dan wakil masyakarat," ucapnya.

Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengatakan Pertamina patra Niaga Regional Sumbagsel memastikan ketersediaan dan penyaluran LPG subsidi bagi masyaarakat. Mewujudkan itu, Pertamina telah membangun dan mengoperasikan pangkalan LPG 3 kg melalui Program One Village One Outlet (OVOO). 'Program OVOO merupakan pemekaran outlet LPG 3 kg untuk menyediakan LPG hingga ke seluruh kecamatan dan desa atau kelurahan di Indonesia," pungkas dia. (yun/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan