Setelah Makan Malam dengan 4 Orang Terkaya di Indonesia Bahas IKN, Maruarar Mundur dari PDI Perjuangan
ORANG TERKAYA: Maruarar Sirait mengunggah saat makan malam bersama 4 orang terkaya di Indonesia. Sugianto Kusuma alias Aguan, Prajogo Pangestu, Frangky Wijadja, dan Boy Thohir, awal Desember 2023 lalu-FOTO: INSTAGRAM MARUARAR SIRAIT-
BACA JUGA:Tahukah Kamu? Jokowi dan Megawati Pernah Diberi Gelar Adat Komering. Ini Nama Gelarnya!
Keluar dari Kantor DPP PDI Perjuangan, Ara juga menyapa awak media yang sudah menunggunya. Mantan Ketua Taruna Merah Putih (TMP) itu kembali mengucapkan terima kasih kepada Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Bu Mega Mas Hasto dan jajaran partai yang selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDI Perjuangan," ujar Ara.
PDI Perjuangan Terima Pengunduran Diri Maruarar Sirait
"DPP partai telah menerima laporan dari Pak Utut Adianto bahwa Pak Ara Sirait telah mengajukan pengunduran diri dengan menyerahkan KTA partai," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kepada wartawan, malam itu.
"Menjadi anggota partai didasarkan pada prinsip kesukarelaan. Demikian halnya untuk tidak menjadi anggota dapat mengajukan pengunduran diri," tambah Hasto.
BACA JUGA:Megawati Resmi Umumkan Mahfud MD Jadi Bakal Cawapres Ganjar, Tinggal Nunggu Prabowo Nih
BACA JUGA:Putusan Smart Megawati
PDI Perjuangan menyinggung soal keberhasilan Ara Sirait sebagai pengusaha terkait pengunduran diri dari partai.
"DPP partai menerima pengunduran diri Pak Ara Sirait. Terlebih dengan kondisi Pak Ara sekarang yang sudah semakin berhasil sebagai pengusaha. beberapa foto Pak Ara dengan pengusaha menunjukkan keberhasilan itu," ulas Hasto
PDI Perjuangan menilai pengunduran diri Maruarar Sirait juga bagian dari konsolidasi partai. Hasto mengatakan internal partai berjuang menempatkan kedaulatan rakyat dalam memilih pemimpin.
"Pengunduran diri tersebut sebagai bagian dari konsolidasi kader partai, mengingat pengunduran diri terjadi pada saat partai sedang berjuang untuk menempatkan kedaulatan rakyat sebagai hukum tertinggi di dalam menentukan pemimpin, dan sekaligus melakukan koreksi terhadap berbagai upaya yang mencoba untuk melanggengkan kekuasaan sampai harus terjadi pelanggaran etik berat oleh Anwar Usman melalui manipulasi hukum di MK," lanjut Hasto. (*/air)