Meluas ke Prabumulih, Jadi Banjir Terparah

KEBANJIRAN Setelah Mura, Muratara, Lahat, Muba, PALI, dan Muara Enim, giliran 28 kelurahan/desa di Kota Prabumulih terendam banjir. sebanyak 1.951 kepala keluarga terdampak. Kemarin (13/1), warga yang kebanjiran dievakuasi gunakan perahu karet. -FOTO: DIAN/SUMEKS-

Pihaknya banyak menberikan pelayanan terhadap tiga jenis keluhan, "Seperti deman  batuk, filek, gatal, dan darah tinggi. Banyak anak anak, lansia dan ibu hamil yang sudah alami sakit," katanya. Seluruh tim medis bergerak, mendatangi pusat-pusat pengungsian warga. 

Sementara itu Bupati Muratara H Devi Suhartoni dan Wabub H Inayatulah, pukul 10.00 WIB, memimpin persiapan dapur induk di posko utama BPBD Muratara. Rumahnya pun diketahui terdampak banjir.

 "Setiap kecamatan, desa yang terdampak akan ada pos dapur umum, semua bantuan akan diarah ke dapur umum untuk membantu warga. Karena kebutuhan pangan sangat diperlukan, warga tidak bisa aktivitas," kata Devi.

Dia menyatakan, kebutuhan logistik, kesehatan dan evakuasi itu memang sangat diperlukan warga yang tengah diperlukan masyarakat. “Kami  semaksimal mungkin menangani dampak bemcana banjir di Muratara,” tegasnya.

Kabid Penanganan Darurat Bencana BPBD Provinsi Sumsel  Sudirman SKM MSi, mengatakan saat ini curah hujan sangat tinggi di beberapa daerah. Sehingga membuat desa dan pemukiman warga terisolir. “Kabupaten Muratara menjadi langganan banjir, begitu juga Musi Rawas, Musi Banyuasin,” sebutnya.

Sebelumnya kabupaten Lahat, juga mengalami hal yang sama, tergenang air. Bahkan ada rumah di bantaran sungai yang rusak.   "Sampai saat ini volume air belum berkurang. Kami juga terus mengkaji kebutuhan akibat banjir yang terjadi di Muratara,” tukasnya. 

Belum selesai Muratara, dia mengakui banjir juga terjadi di dalam Kota Prabumulih. "Banyak rumah tergenang dan sebagian wilayahnya diresapi air. Belum ada tanda-tanda akan surut. Karena wilayah tersebut merupakan wilayah rendah," ungkapnya. 

Dari BPBD Provinsi Sumatera Selatan, juga sudah dikirim logistik untuk masyarakat di Kota Prabumulih. “Kami juga kirim perahu karet, untuk evakuasi masyarakat,” ulasnya. BPBD Provinsi Sumsel membantu masyarakat Kota Prabumulih, kini tengah menurunkan 2 tim TRC untuk evakuasi. 

Bagaimana dengan Kota Palembang? Sudirman menyebut Sungai Musi merupakan muara dari sungai-sungai kecil. Saat ini volume air Sungai Musi sendiri terbilang tinggi. Warga di bantaran sungai, diimbau untuk pindah ke dataran tinggi bilamana air sungai terus meninggi. "Kita dengar di daerah 3-4 Ulu sudah tinggi," ujar Sudirman.

Kepala Pelaksana BPBD OKI Listiadi Martin mengungkapkan, enam wilayah rawan banjir di OKI. Yakni, Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya, Tanjung Lubuk, Mesuji, Mesuji Raya dan Jejawi." Alhamdulillah  hingga saat ini aman belum ada laporan banjir," terangnya, kemarin.,

 Ada tim yang rutin mengecek ketinggian air di sungai yang ada di enam lokasi tersebut.

Sehingga kalau debit airnya naik drastis maka bisa langsung diambil langkah antisipasi. “Kami juga menyiapkan 6 unit perahu dan perahu karet jika sewaktu -waktu banjir terjadi. Agar mudah mengevakuasi korban,” katanya.

Dia menyebut, prediksi puncak musim penghujan terjadi Februari mendatang. Masyarakat harus bersiap-siap mengantisipasi banjir khususnya di wilayah rawan tersebut. “Biasanya memasuki pancaroba juga rawan angin puting beliung,” bebernya.

Intensitas hujan yang cukup lama di kawasan Kikim Timur terutama kawasan Trans Palembaja, Kabupaten Lahat, membuat beberapa anak sungai meluap. Akibatnya tumpah ke jalan dan menggenangi beberapa titik akses jalan di empat desa. 

Yakni Desa Cempaka Sakti, Purwaraja, Kencana Sari, dan Sukaharjo. Sabtu pagi (13/1), warga dan anak- anak sekolah terpaksa putar balik pulang ke desa lantaran akses jalan tertutup air. Persisnya di jalan desa Cempaka Sakti ke Desa Sukaharjo. Bila dipaksakan, bisa terseret oleh air.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan