Meluas ke Prabumulih, Jadi Banjir Terparah

KEBANJIRAN Setelah Mura, Muratara, Lahat, Muba, PALI, dan Muara Enim, giliran 28 kelurahan/desa di Kota Prabumulih terendam banjir. sebanyak 1.951 kepala keluarga terdampak. Kemarin (13/1), warga yang kebanjiran dievakuasi gunakan perahu karet. -FOTO: DIAN/SUMEKS-

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID : Puncak musim hujan pada Januari ini, membuat bencana hidrologi meluas ke beberapa wilayah Sumatera Selatan. Sudah 4 hari, merendam ribuan rumah warga di Kabupaten Muratara, Musi Rawas, Musi Banyuasin, dan PALI. 

Dampak dari hujan terjadi Jumat malam (12/1) hingga Sabtu subuh (13/1), membuat Kota Prabumulih dan Kabupaten Muara Enim, terdampak banjir parah. Di Kota Prabumulih, banjir merendam 1.951 rumah di 28 kelurahan/desa. Diklaim jadi banjir terparah di Prabumulih

BACA JUGA:Kunjungi 30 Titik Banjir di Muratara, Fauzi H Amro Bawa Bantuan Sembako 1 Truk

BACA JUGA:Pemprov Sumsel Siapkan Anggaran Tidak Terbatas, Pastikan Korban Banjir Tidak Kelaparan

Dari video yang viral beredar di media sosial (medsos), tampak sebuah mobil Sigra atau Calya, hanyut terbawa banjir. Tersangkut di dekat pepohonan pisang dan semak-semak. Sejumlah orang, baik perempuan dan laki-laki, berupaya mengamankan mobil warna merah tersebut.

 Berdasarkan data dari BPBD Sumsel hingga Sabtu (13/1) pukul 16.34 WIB, banjir di Kota Prabumulih menimpa 28 desa/kelurahan dan sebanyak 1.951 KK (kepala keluarga) terdampak banjir (lihat grafis).

“Namun kami masih terus melakukan pendataan terhadap warga yang terdampak banjir dan melakukan evakuasi," sebut Kepala Pelaksana BPBD Kota Prabumulih, Sriyono, kemarin.

Untuk ketinggian banjir bervariasi, antara 1-1,5 meter. Ada beberapa daerah berangsur surut, tinggal sebatas mata kaki orang dewasa. “Tapi kami imbau masyarakat untuk tetap berhati-hati," jelasnya. 

Banjir di Kota Prabumulih ini, dampak dari Sungai Kelekar dan anak sungai lainnya meluap. Mengingat intensitas hujan yang tinggi beberapa hari ini. “Banjir mulai dari jalan protokol (Jl Sudirman), sampai permukiman,” kata Siska, warga Kelurahan Gunung Ibul, Prabumulih Timur.

Rosi, warga Kelurahan Majasari, Kecamatan Prabumulih Selatan, mengatakan banjir kali ini merupakan terparah sepanjang sejarah Kota Prabumulih. Meski tidak separah yang terjadi di Muratara. “Baru sekali rumah kami kebanjiran semata kaki, semalam sebatas lutut,” tukasnya.

Sehingga tengah malam mereka terpaksa mengungsi ke tempat keluarga yang tidak kebanjiran. "Kasihan dengan anak-anak, apalagi yang kecil masih bayi," keluhnya.

Sementara itu, pengurus RT, RW dan pengurus masjid di Perumnas GPI Kelurahan Gunung Ibul, Prabumulih Timur langsung membuka posko bagi warga yang terdampak banjir di kawasan GPI, CPI dan sekitarnya.

"Bagi warga yang terdampak banjir, silakan menjaga anak-anak jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan dan silakan datang ke posko di Masjid Al Fath jika membutuhkan bantuan," ujar salah satu pengurus melalui pengeras suara.

Pj Wali Kota Prabumulih, H Elman ST MM didampingi Forkopimda Prabumulih, pagi kemarin meninjau lokasi banjir di Sukaraja, Majasari, Karang Raja, Muaradua dan lainnya. "Sementara ini, kita bantu nasi bungkus bagi warga yang terdampak banjir," ujar Elman. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan