https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Meluas ke Prabumulih, Jadi Banjir Terparah

KEBANJIRAN Setelah Mura, Muratara, Lahat, Muba, PALI, dan Muara Enim, giliran 28 kelurahan/desa di Kota Prabumulih terendam banjir. sebanyak 1.951 kepala keluarga terdampak. Kemarin (13/1), warga yang kebanjiran dievakuasi gunakan perahu karet. -FOTO: DIAN/SUMEKS-

Anggota DPRD Muara Enim Zen Sukri, langsung merespons cepat warga empat desa di Kecamatan Benakat. Dirinya langsung menyalurkan bantuan untuk warga yang terdampak banjir.



Selain itu, dirinya juga menyayangkan sikap Pemda Muara Enim terkesan lamban mengambil langkah musibah banjir yang terjadi. "Mestinya Pj Bupati harus tanggap apa yang menimpa warga yang mana rumah terendam bajir.

Apakah langsung membuka dapur umum, mempersiapkan air bersih untuk kebutuhan warga yang terdampak," sesalnya. 

 Komandan Kodim 0404 Muara Enim, Letkol Inf Nugraha, juga terjun langsung mengecek debit sungai bersama dengan BPBD Muara Enim. Mereka juga menggunakan perahu karet. Sambil membawa beras untuk diberikan masyarakat yang terdampak banjir. 

"Kami terjun secara langsung bersama BPBD mengecek debit air di Sungai Lematang dan dilihat ada peningkatan pada debit air," ujar Nugraha.

Meski begitu, menurutnya, untuk wilayah berpotensi terjadinya kebanjiran yaitu terdapat di wiliayah ilir karena debit air datang merupakan kiriman dari ulu sungai.

“Saya telah menekan kan kepada jajaran saya khususnya Babinsa, untuk dapat terus berkoordinasi dengan pemda. Mengingat ini telah memasuki musim penghujan," bebernya.



Terakhir, Dandim Nugraha mengimbau kepada masyarakat agar dapat menjaga lingkungan di sekitar dan menggeliatkan kegiatan gotong royong menjaga kebersihan agar dapat mencegah potensi dapat menimbulkan kebanjiran.



"Sekali lagi kami menghmbau kepada masyarakat kita sama-sama pro aktif menjaga lingkungan kita, dari hal kecil yaitu tidak membuang sampah di sungai karena dapat menimbulkan potensi kebanjiran akibat sampah yang dibuang secara sembarangan," pungkasnya. 

Banjir Muratara 

Empat hari tiga malam dilanda bencana banjir luapan Sungai Rupit dan Rawas, ribuan warga di Kabupaten Muratara, sudah ada yang berani pulang ke rumah. Sebab, air sudah berangsur surut di beberapa daerah.

Warga mengaku sengaja mendiami rumah mereka yang tergenang untuk menjaga sejumlah perabotan rumah tangga maupun peralatan elektronik agar tidak terendam banjir.

Agus, warga Desa Lawang Agung, menyebut banjir sempat naik kembali sekitar pukul 01.00 WIB. Menenggelamkan atap rumahnya. Namun subuh sekitar pukul 05.00 WIB, kondisi air mulai menyurut. "Kalau sekarang masih di rumah,” terangnya.

Dia  menyebut banyak warga yang mendiami rumah, meski harus tidur di atas genangan banjir. Situasi itu dilakukan untuk menjaga barang berharga mereka agar tidak hilang dan terendam banjir luapan.

"Kami semalam takut nian, banyak warga mengungsi ke jalan lintas. Kondisi semalam air tambah dalam, hujan deras, mati lampu ilang sinyal," bebernya. 

Pihaknya berharap, adanya bantuan perahu karet yang diperbanyak untuk jalur evakuasi warga, bantuan logistik, dan air bersih. "Air banyak, tapi tidak mungkin minum air banjir," cetusnya.

Sementara itu di posko kesehatan Pemda Muratara, sudah mulai banyak didatangi warga, terutama anak-anak, lansia dan ibu hamil. “Keluhannya seperti demam, batuk, pilek, gatal-gatal, dan darah tinggi,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Muratara, Tasman. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan