Terbesar, Investasi Asing Masuk OKI
--
SUMSEL,SUMATERAEKSPRES.ID - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dengan segala sumber daya alam (SDA) yang ada cukup diminati investor. Terlihat dari lumayan tingginya investasi yang masuk sepanjang 2023. Dengan target Rp55 triliun, realisasi hingga triwulan III (Januari-September) saja sudah Rp36,79 triliun atau 66,89 persen.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel mencatat, investasi hingga triwulan III tahun ini yang sudah mencapai Rp36,80 triliun tumbuh 12,95 persen jika dibandingkan triwulan yang sama 2022.
Untuk sementara sampai triwulan III, investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sama kuat. “Untuk realisasi PMA Rp18,12 triliun, naik 33,53 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan PMDN Rp18,67 triliun atau turun 1,79 persen dibandingkan tahun lalu,” jelas Plt Kepala DPMPTSP Sumsel, Eko Agustrianto.
BACA JUGA:Berikan Kemudahan Investor Berinvestasi, Pemkab Banyuasin Siapkan Karpet Merah
Dijelaskannya, 5 sektor realisasi investasi terbesar di Sumsel yakni industri kertas dan percetakan sebesar Rp10,81 triliun, pertambangan Rp5, 51 triliun serta listrik, gas dan air Rp4,67 triliun. Lalu, industri makanan Rp3,42 triliun serta transportasi, gedung dan telekomunikasi Rp3,04 triliun.
“Kelima sektor itulah yang paling besar menyumbang investasi di Sumsel dari Januari hingga September 2023,” bebernya. Untuk lima daerah yang jadi tujuan investasi PMA terbesar hingga triwulan III yakni OKI sebesar Rp10,94 triliun, Muara Enim Rp3,52 triliun, OKU Rp1,08 triliun, Musi Banyuasin Rp729 miliar dan Palembang Rp537 miliar.
Sementara untuk lima daerah dengan realisasi PMDN paling tinggi hingga triwulan III yaitu Palembang Rp4,44 triliun, Muara Enim Rp2,5 triliun, Banyuasin Rp2,41 triliun, Lahat Rp2, 03 triliun dan PALI sebesar Rp1, 81 triliun.
Kata Eko, investor yang paling besar berinvestasi di Sumsel berasal dari negara Singapura yakni Rp12,19 triliun. Lalu, Tiongkok Rp2,63 triliun, Hongkong Rp1,67 triliun, Jepang Rp666 miliar dan Malaysia dengan investasi Rp319 miliar.
BACA JUGA:BPMP Provinsi Sumsel Gelar Apresiasi Merdeka Belajar Provinsi Sumsel Tahun 2023
Ia mengatakan, peluang investasi di Sumsel masih sangat besar dan terbuka. Banyak proyek dan program strategis nasional yang akan dilakukan. Salah satunya pelabuhan Tanjung Carat, yang saat ini masih terus berproses dan diharapkan bisa terealisasi 2024.
“Saat ini, kami masih menunggu dari kementerian terkait tentang skema kerja sama yang akan diterapkan di Tanjung Carat,” ulas dia. Kata Eko, jika skema kerja sama dan administrasi sudah selesai, maka pengerjaan Pelabuhan Tanjung Carat bisa dikebut.
“Kalau untuk tahun ini tidak bisa dikejar. Kalau sudah ada kejelasan, Juni 2024 bisa,” tambahnya. Saat ini, pihaknya sedang melakukan kajian dan pemetaan yang tetap bermuara pada hilirisasi. Ada tiga kajian hilirisasi. Yakni bidang pertanian di OKU Timur, kelapa di Banyuasin dan jagung. Juga hilirisasi sektor sumber daya alam yang dilakukan PT Pertamina berupa pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Yang tak kalah penting yakni program kemitraan. Investor besar menjadi mitra usaha kecil. “Ini akan terus didorong dan kami juga akan menggandeng asosiasi usaha seperti Hipmi dan Kadin,” pungkas dia.
Eko menambahkan, banyaknya investasi yang masuk ke Sumsel berdampak baik bagi penyerapan tenaga kerja. Total, ada 27.958 tenaga kerja yang terserap. Data ini berasal dari pelaporan pelaku usaha. Mengingat, mereka yang mencatat dan melaporkan sejauh mana pertumbuhan termasuk penyerapan lapangan pekerjaan. “Kami terus menghimbau agar daerah aktif untuk melakukan pelaporan,” tandasnya.