Emas Natal
Dahlan Iskan--
Hubungan Eksi dengan Antam memang sudah sangat dekat. Eksi sering diminta mencari pembeli lebih banyak lagi. Bahkan terakhir Eksi masih diminta untuk menjualkan emas 8 ton.
Antam adalah sumber rezeki bagi Eksi. Maka dia ingin jaga nama baik Antam. Dia menurut saja untuk tanda tangani begitu banyak faktur. Padahal transaksinya sudah terjadi di bulan-bulan sebelumnya.
"Berapa lama untuk tanda tangan sebanyak itu?" “Empat jam atau lima jam," kata Eksi. Penandatanganan faktur itu berlangsung dua tahap. Di dua tempat.
Di kantor Butik Logam Mulia 1 Surabaya dan di rumahnyi. Dia menceritakan sangat detail posisi ruangan yang dipakai saat itu. Juga penjagaan ruangan itu.
Eksi ingin menjaga sumber rezekinya aman. Dia tahu para pembeli emas sebenarnya sudah mendapat faktur saat dilakukan transaksi.
Maka saya sungguh sulit memahami untuk apa perlu bukti faktur lagi di bulan Desember. Dan mengapa harus Eksi yang tanda tangan.
Ini memang bukan pembunuhan Wulan di Bogor –yang para perusuh Disway menganggapnya enteng. Soal emas 6 ton ini perlu detektif hebat sekelas Prof Pry.
Saya pun bertanya kepada Retno Sandra, pengacara Eksi. "Mengapa Anda tidak membongkar semua ini di sidang pengadilan," tanya saya.
"Perkara yang saya tangani ini hanya sepotong kecil dari keseluruhan kejadian. Yakni potongan Eksi dianggap mengambil stok emas Antam 152 kg," kata Retno.
"Kalau saya bicara di luar itu dianggap tidak relevan dengan pokok perkara," tambah Retno. "Bagi saya kejadian ini tidak ada".
Ada satu komentator Disway yang ingin semua faktur diperiksa. Agar jelas. Dicocokkan. Faktur yang mana? Yang empat tas faktur yang baru ditandatangani di bulan Desember? Atau yang sudah diterima pembeli?
Tentu semuanya. Maka teka-teki pun kian panjang. Kian rumit. Eksi pun merasa keliru lagi: mengapa mau tandatangan faktur sebagai pembeli emas yang begitu banyak. Sudah kirim balik uang komisi, tanda tangan faktur pula.
Maka sebaiknya Eksi memang jangan bunuh diri dulu. "Saya sebenarnya ingin membandingkan barang bukti dua jenis faktur itu. Yakni yang diterima pembeli dan yang ditandatangani Eksi. Tapi sampai tahap pemeriksaan bukti-bukti, hanya faktur Eksi yang muncul," kata Retno.
Saya pun kembali ke Eksi. "Apakah Anda mencatat semua transaksi yang lewat Anda?" “Tidak. Tapi ada semua di pembicaraan lewat HP. Baik yang voice maupun yang teks," kata Eksi.
"Mengapa pembicaraan di HP tidak Anda ungkap di sidang?" "HP saya diambil paksa. Memorinya dihapus semua," jawab Eksi.