Sering Kosong, Harga LPG 3 Kg di Sumsel Melambung, Nikho: Pertamina Terus Melakukan Pemantauan
UNTUK WARGA MISKIN: Penyaluran LPG tabung 3 kg ke salah satu rumah makan di Palembang. Gas melon ini pembeliannya di agen dan pangkalan resmi harus gunakan KTP dan KK. Namun, banyak warga membeli di warung/toko eceran karena lebih dekat dan mudah, mesk-foto: budiman/sumeks-
SUMSEL , SUMATERAEKSPRES.ID- Jelang akhir tahun 2024 ini, masyarakat pada sejumlah daerah di Sumsel mengeluh. Mereka kesulitan mendapatkan LPG 3 kg dan harga jual yang jauh di atas harga eceran tertinggi (HET).
Misalnya di Musi Banyuasin. Marwan, warga Sekayu mengaku kesulitan dapat LPG 3 kg sejak dua minggu terakhir. Dia harus berkeliling dari satu warung ke warung lain hanya untuk membeli gas melon.
"Begitu dapat, sangat mahal. Dijual Rp 30 ribu per tabung," bebernya, kemarin. Sedangkan di pangkalan resmi yang jual sesuai HET, stok LPG 3 kg ini seringkali kosong. Kondisi ini sama saja dengan menyusahkan rakyat.
Menurut Marwan, pemerintah harusnya meningkatkan jumlah stok LPG 3 kg. "Kalau terus begini, kasihan kami orang kecil. Sudah harga mahal, barang susah didapat," cetusnya.
Budiman, pegawai salah satu pangkalan LPG 3 kg di Sekayu membenarkan adanya keterbatasan pasokan. "Sekarang kami hanya menerima suplai satu kali sehari. Jumlahnya pun dibatasi," ungkap dia. Karena itu, stok gas melon cepat habis. Apalagi dengan tingginya kebutuhan masyarakat.
BACA JUGA:Warga Lubuklinggau Resah: LPG 3 Kg Langka Menjelang Tahun Baru 2025, Apa Penyebabnya?
BACA JUGA:Tolak Penerapan Pajak Selisih HET LPG 3 kg, Dinilai Tak Berdasar UU
"Kami sering mendapat keluhan dari warga, tapi tidak bisa berbuat banyak," tambah Budiman. Di Kota Lubuklinggau, beberapa agen dan pangkalan LPG mengaku kehabisan stok akibat lonjakan permintaan. Sedangkan suplai dari distributor belum sepenuhnya mencukupi.
Warga Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, kota Lubuklinggau, Suryati (42), mengaku dirinya sudah tiga hari kesulitan mendapatkan gas melon tersebut.
"Sudah keliling beberapa pangkalan, tapi semuanya kosong. Ternyata banyak juga warga lain yang mondar-mandir bawa tabung kosong, mereka juga tidak dapat," katanya.
Kata Suryati, kondisi ini selalu saja pada momen-momen tertentu, seperti liburan tahun baru, menjelang puasa dan lebaran idul fitri maupun idul adha. “Aneh saja, gas melon selalu mendadak hilang dari pasaran. Polanya sama,” kata dia.
BACA JUGA:Harga LPG 3 kg Melambung, Di Pelosok Tembus di Atas Rp30 Ribu.
Untuk harga di eceran, saat ini sudah naik tak terkendali. “Dari sebelumnya Rp26 ribu/tabung sekarang jadi Rp30/tabung," beber dia. Dengan lokasi SPBE dekat, agen dan pangkalan banyak, tapi LPG 3 kg kosong, jelas ini merupakan ‘permainan’.