Perjuangan IOH Merdekakan Masyarakat Lewat Jaringan Berkualitas
Arif Nur Rachman. CSM Banyuasin saat perjalanan menuju desa Pili, Banyuasin menggunakan transportasi sungai.-Foto : Ist-
Nyaman dan lancarnya berkomunikasi para pelanggan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) saat ini tidak terlepas dari perjuangan tim Indosat. Mereka harus berjuang untuk menghadirkan layanan telekomunikasi terbaik dan berkualitas. Seperti apa perjuangan mereka ?
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Imel, tim marketing komunikasi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) cabang Sumsel baru sampai di konter miliki Aina, milik warga Batu Kuning, Baturaja, Ogan Komering Ulu. Wajah lelah dirinya dan tim sangat tampak, setelah sebelumnya harus menempuh perjalanan sekitar 5 jam dari kota Palembang. Ia berangkat pukul 08.00 wib di kantor Indosat yang berada di Jalan Kapten A. Rivai dan pukul 13.00 wib baru sampai. "Iya baru sampai, alhamdulilah jalan lancar," katanya
Menurut Imel, dirinya ke Baturaja karena ada event dengan pelanggan dan mitra dalam rangka memperkenalkan produk terbaru Indosat ke konsumen. "Kebetulan ada promo baru, makanya kita kesini memperkenalkan produk guna mengaet pelanggan baru," papar dia,
Diakui Imel, untuk memastikan produk Indosat sampai pelanggan tidak mudah apalagi pelanggan baru. Dirinya dan tim harus terjun langsung dan memastikan bahwa pelanggan itu paham produk, kelebihan dan keuntungan memakai produk Indosat. "Tim saya itu sasarannya end user (pelanggan) jadi harus terjun langsung ke lapangan," katanya
Kata dia, tim ke lapangan membawa produk berupa kartu ke daerah sasaran pelanggan. Kemudian ditawarkan satu persatu ke pelanggan. Baik buka boath hingga mini event. "Kita juga tim di daerah, selain bawa kartu juga kita bawah uang cash untuk gaji. Karena tidak semua daerah sudah bisa mengakses perbankan," ungkap Imel
BACA JUGA:Indosat Menuntaskan Blankspot, Memberdayakan Desa Transmigrasi
Dikatakan, saat ke lokasi selain jarak sangat jauh, belum lagi akses jalan belum baik dan masih tanah merah. Lokasi hutan dan perkebunan dan masih banyak lagi. "Kami bahkan pernah di begal dan ditodong senjata api di kepala,"
Ia menceritakan, saat itu tim berada di jalan lintas Baturaja. Sebelumnya memang tim diingatkan jangan pernah turun dari mobil kalau tidak penting. Namun karena ingin membeli buah duku yang dijual dijalan, maka turun beli duku.
Saat baru turun lima menit dari mobil, masih kata Imel, tim langsung kaget karena supir yang bawa mobil di todong senjata api dari luar kaca mobil. Ya dengan terpaksa, barang berupa uang cash dan kartu diserahkan kepada pelaku kriminal. "Saat ditodong, saya sempat khawatir, tapi alhamdulilah kami masih selamat semua, hanya kepala supir dipukul pakai gagang pistol," kenang Imel.
Imel saat kunjungan ke desa Batu Kuning, Baturaja OKI. Ia pernah mengalami tindakan kriminal saat mengantar barang.--
Sementara itu, perjuangan tim Indosat lainnya Arif Nur Rachman. Pria yang menjabat sebagai CSM Banyuasin ini mengatakan, perjuangan timnya harus menyisir wilayah Banyuasin tepatnya Desa Pili pun tak kalah menantang. Pasalnya, daerah yang masuk kawasan 3 T. "Desa ini masuk desa terpencil dan untuk menjangkaunya tidak mudah,"
BACA JUGA:Indosat Luncurkan Layanan RCS Business Messaging Pertama
Arif menceritakan, untuk sampai di Desa Pili butuh waktu 16 jam. Ada dua jalur yang bisa ditempuh. Lewat darat, dari Palembang ke Jambi dan ini butuh 6 jam. Setelah itu, dari Jambi ke Desa Nipa Panjang disambung menggunakan speed booat butuh 4 jam. Sampai dilanjutkan ke Tanah Pili ke dalam butuh 4 jam. Estimasi itu kalau tidak ada kendala seperti hujan sebab jalur dilalui masih tanah merah sehingga motor tidak bisa jalan. Belum lagi, hewan buas seperti buaya di sepanjang muara sungai. "
Sedangkan untuk jalur laut, kata dia, butuh waktu sekitar 8 jam dengan menggunakan speedboat. "Kalau ada ombak besar, kami harus stop dulu sampai ombak hilang dan ini bisa sampai satu hingga dua jam. " ucap dia.