Minum 16 Butir Obat, Janin Dibuang ke Kloset, Darah Almarhum RN Tembus 2 Kasur
--
Saat itu, RN dilarikan ke rumah sakit naik mobil yang dibawa saksi Nadya. Saat itu saksi melihat tubuh RN sudah pucat kekuningan, tanda kehabisan darah.
Waktu olah TKP, Imron melihat dua kasur di dalam kamar indekos DPN basah dengan darah RN. "Sempat kami tanyakan alasan mereka gugurkan janin itu.
BACA JUGA:WARNING! Jangan Sembarangan Konsumsi Obat Termasuk untuk Aborsi, Bisa Berujung Meninggal Dunia
Kata DPN, dia awalnya mau tanggung jawab. Tapi kata ceweknya lebih baik mati daripada lahirkan anak itu. Kita tidak tahu yang sebenarnya apakah benar begitu karena yang cewek sudah tiada. Itu jawaban sepihak dari DPN saja," tambah Imron.
Yang pasti, ketika diinterogasi sembari olah TKP, Imron melihat raut wajah DPN tampak takut, cemas dan trauma.
Ia tahu almarhumah RN baru sekitar sebulan terakhir pindah indekos di lingkup RT 10. Sebelumnya indekos di kampung sebelah.
"Kami kurang terlalu kenal. DPN juga orangnya juga kurang bergaul. Mereka juga tidak pernah lapor sejak di sini. Pengurus indekos juga tidak lapor, jadi kami tidak tahu," cetusnya.
Dikatakan Imron, ada sekitar 2.000 penghuni indekos dan 500 warga di lingkup RT 10. Sejak kisaran 6 tahun terakhir, mereka yang indekos jarang sekali melapor ke RT.
Seharusnya, setiap bedeng indekos itu tidak boleh dicampur antara laki-laki dan perempuan. Tapi kembali lagi ke kebijakan pengurus indekos masing-masing.
Diakui Imron, hubungan bebas seperti kasus ini banyak terjadi di kalangan mahasiswa yang indekos, jauh dari pengawasan orang tua.
"Kami belum lama ini sudah tiga kali lakukan penggerebekan di beberapa tempat indekos. Kadang jam 00.00 WIB, jam 02.00 WIB," jelasnya.
Petugas ronda kerap memantau di indekos putri mengajak laki-laki menginap hingga larut malam. Kadang alasan mengerjakan tugas, tapi tidak pulang sampai lewat tengah malam, pintu ditutup, dan lampu dimatikan.
"Jadi kami datangi tempat indekos yang dicurigai. Kami tanya ada masuki laki-laki atau perempuan lawan jenis tidak di kamar. Mereka selalu jawab tidak ada, tapi sendalnya ada. Begitu kami cek ada yang sembunyi di belakang pintu, ada di kamar mandi," bebernya.