Berinfak dan Bersedekahlah

Oleh: Dr H Syarif Husain SAg MSi, Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Palembang --

Harta yang dimiliki akan mengucapkan terimakasih. Karena ia telah diberikan kepada yang membutuhkan. Ketahuilah pula bersedekah itu tidak hanya soal banyak harta, dan bersedekah tidak melulu harus besar, berderma tidak harus menunggu kaya, bersedekah tidak perlu menunggu waktu luang. 

APABILA berderma dengan alasan nanti apabila sudah kaya, kalau sudah lapang, kalau sudah ada kesempatan, maka pasti orang akan enggan melakukannya. Mulailah berinfak, bersedekah dari hal yang kecil, karena pengaruhnya dan manfaatnya akan besar bagi yang diberikan infak sedekah. 

Infak harus disegerakan, cepat-cepat, dan tergopoh-gopoh. Jangan menunggu kaya, jangan ditunda-tunda, karena secepat itu pula pahalanya akan kita raih atau bahkan lebih cepat lagi. Sebagaima kita diperintah untuk bersegera meraih kebaikan dan ampunan Allah. Mengapa demikian? Tentu Allah tidak sembarangan memerintahkan hamba-Nya untuk berinfak dan bersedekah dan Rasulullah Saw., pun pasti sudah penuh perhitungan pada saat beliau menyampaikan sabdabnya tentang keutamaan sedekah.

Mengapa demikian? Pertama, Infak dan sedekah dapat menolak bencana, Selain pahalanya besar, Allah menjanjikan nilai lebih (lebih mulia, lebih agung, lebih luhur), karena diantara fungsi sedekah itu untuk menolak bala dan bencana dalam kehidupan manusia. Bahkan infak dan sedekah bukan hanya menghindari bencana, akan tetapi bencana tidak akan melewati jika ada orang-orang bersedekah.

Kita sebagai manusia yang diselimuti serba kelemahan dan kekurangan tidak akan mampu mendeteksi sedekah yang mana dan sedekah apa saja yang bisa menghindari bencana tersebut, sehingga tidak melewati kita. Rasulullah Saw bersabda: Bersegeralah kamu bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. (HR. Imam Baihaqi). 

Ujian berupa bencana tetap akan datang kepada kita bukan karena Allah tidak sayang dan tidak menilai sedekah kita. Namun, ini adalah bentuk ujian apakah kita akan tetap berinfak dan bersedekah seperti biasanya? atau tidak, walaupun bencana dan kesulitan kita hadapi, atau berhenti karenanya. Karena itu membiasakan sedekah dalam kondisi apapunmerupakan sesuatu yang istimewa dan sangat bermanfaat. 

Kedua, orang-orang yang sudah meninggal dunia itu telah melihat malaikat pencabut nyawa, ia telah melihat malaikat Munkar dan Nakir, mereka sudah ditanya tentang siapa tuhannya, siapa nabinya, dan apa agamanya. Ia sudah dan sedang merasakan gelapnya kubur, sempitnya kubur, dia sedang merasakan sepinya alam kubur sendirian, tidak ada siapa-sapa, tidak ada yang membantu dia. 

Pada saat seperti itulah ia melihat dahsatnya infak dan sedekah serta manfaat yang dirasaan oleh ahli kubur. Kita simak penegasan Allah dalam al-Qur’an surat al-Munafiqun ayat ke-10 yang artinya “Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, lalu dia berkata (dengan penuh penyesalan): Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku akan bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh. 

Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir disebutkan setiap orang yang melalaikan kewajiban pasti akan merasa menyesal di saat meregang nyawa. Mereka meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar untuk bertaubat dan menyusul semua amal yang dilewatkannya. 

Bahkan Buya Hamka menyebut permintaan mundur atau hidup lagi agar bisa bersedekah itu percuma karena sudah terlambat. Allah menegaskan permohonan itu tidak mungkin dikabulkan, dan tidak mungkin terjadi. Kematian itu sesuatu hal yang mustahil ditangguhkan dan tidak mungkin lagi mengerjakan amal apapun, orang yang sudah mati sudah game over. Tidak ada lagi amal pasca kematian. Pasca kematian adalah balasan untuk segala amal selama di dunia. 

Orang yang tidak mau membayar zakat atas harta yang dimilikinya selama di dunia, padahal ia adalah orang berharta dan berkewajiban mengeluarkan zakat, namun disaat kematian sudah datang menjemputnya ia mengatakan ingin kembali ke dunia untuk berzakat, maka tentu Allah tidak akan pernah mengembalikannya. Sebab itu Rasulullah bersabda riwayat Imam Tirmidzi dari Ibnu Abbas Ra yang mengatakan Barangsiapa memiliki harta yang cukup untuk membuatnya bisa berhaji mengunjungi Baitullah atau yang sudah wajib untuk ia keluarkan zakatnya lalu ia tidak melaksanakannya, maka ketika mati ia memohon dikembalikan lagi ke dunia. 

Mengapa pada ayat dan hadits tersebut, disebutkan sedekah atau zakat secara khusus bukan amaliah lainnya. Mengapa mereka tidak ingin hidup lagi lalu akan berpuasa, akan melakukan shalat? Kita akan menemukan jawabannya dari Rasuullah Saw, karena pahala sedekah itu akan mengalir terus tanpa putus, sejak awal kematiannya dan terus, terus sampai babak akhir perjalanannya menuju akhirat. Subhanalloh.

Ketiga, pahala sedekah akan memadamkan panasnya api dalam kubur, sebagaimana Rasulullah Saw, bersabda dalam riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi yang artinya Sedekah itu dapat menghapuskan kesalahan laksana air dapat memadamkan api Dengan demikian, orang-orang yang sudah mati menginginkan hidup kembali lalu bercita-cita ingin bersedekah, karena pahalanya disegerakan sejak mulai ia mengawali hidup di alam barzah/kubur.

Bahkan Orang-orang yang sudah mati berharap hidup kembali dan akan bersedekah karena pahala sedekah itu dapat menaungi orang yang rajin dan senang bersedekah. Rasulullah Saw bersabda Sesungguhnya sedekah itu memadamkan panasnya alam kubur bagi pelakunya. Dan sungguh, pada hari kiamat, seorang mukmin akan bernaung di bawah naungan sedekahnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan