https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Tarik Investasi Rp630 Triliun

Industri Baterai Kendaraan Listrik

JAKARTA - Berkat hilirisasi nikel, Indonesia dilirik dunia menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyampaikan total investasi baterai kendaraan listrik yang masuk ke Indonesia pada 2020-2023 mencapai US$42 miliar atau sebesar Rp630 triliun. Anggota DPR-RI Komisi VII dari Fraksi Partai Golkar Mukhtarudin mengapresiasi kinerja Menteri Bahlil menggenjot investasi pada ekosistem kendaraan listrik yang sedang dibangun oleh pemerintah. “Meningkatnya Investasi baterai kendaraan listrik di Indonesia seperti dinyatakan Menteri Bahlil dalam acara pembukaan ASEAN Investment Forum 2023 tersebut tentu adalah suatu hal yang menggembirakan dan menjadi kabar baik bagi ekosistem kendaraan berbasis listrik (EV Ecosystem) yang sedang kita bangun ini,” ujar Mukhtarudin, Selasa (5/9). Dia meminta komitmen investasi yang berasal dari Foreign Direct Investment (FDI) atau penanaman modal dari luar negeri tersebut supaya dikawal sampai terealisasi.
“Semoga komitmen investasi dari FDI yang lumayan besar ini bisa dikawal hingga realisasinya kelak,” ucapnya.
Mukhtarudin menambahkan kepercayaan global kepada Indonesia cukup tinggi, apalagi Indonesia dianugerahi cadangan nikel yang melimpah dan salah satu terbesar dunia, maka hal ini menjadi daya tarik untuk berinvestasi. “Benar sekali, sesuai dengan yang disampaikan oleh presiden, dan saat ini International trust bagus kepada negara kita,” paparnya. Besarnya investasi yang masuk ke dalam negeri, kata Mukhtarudin didukung iklim investasi yang kondusif sehingga memberikan keuntungan bagi Indonesia.
“Hal tersebut terkonfirmasi di mana terjadi peningkatan signifikan dari pajak. Antara lain Pajak Penghasilan (PPh) Badan sektor hilirisasi,” ucapnya.
Lanjut Mukhtarudin menyampaikan dengan meningkatnya investasi baterai kendaraan mobil listrik ini akan berpengaruh pada pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat, khususnya masyarakat lokal yang tinggal di sekitar wilayah kawasan industri. “Meningkatnya investasi baterai mobil listrik atau di bidang apa pun harus dirasakan manfaat sebesar-besarnya oleh masyarakat kita, antara lain pembukaan lapangan kerja baru bagi Warga Negara Indonesia (WNI),” ulasnya. Di sisi ini, Mukhtarudin berpendapat pemerintah harus memastikan ada regulasi di bidang ketenagakerjaan yang memberikan prioritas kesempatan bekerja disektor baterai mobil listrik kepada WNI diimbangi dengan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan alih teknologi. Karena dengan hal tersebut dapat menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang mampu bersaing dengan negara Eropa lainnya.
“Kita ingin produsen-produsen EV/baterai mobil listrik yang selama ini hanya berproduksi di negara-negara maju seperti di Amerika dan Eropa agar mereka juga memproduksi EV di Indonesia karena persediaan bahan mentahnya di kita melimpah,” urainya.
“Kita sudah mempersiapkan PT. Industri Baterai Indonesia atau IBC yang merupakan perusahaan patungan dari BUMN kita yaitu Antam, Pertamina, PLN & INALUM untuk mendukung produsen baterai kendaraan Listrik Global (EV Ecosystem) tersebut,” sambungnya. Lebih jauh Mukhatrudin mengatakan jika hal ini dapat terealisasi, ia yakin Indonesia dapat bersaing secara global. “Sehingga bila hal tersebut terjadi, kita akan setara dengan negara-negara maju di Eropa dan Amerika tersebut karena sama-sama menjadi produsen baterai kendaraan listrik,” pungkasnya. (jp/fad)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan