Biaya Produksi Meningkat, Terjadi Inflasi
Editor: Widhy Sumeks
|
Minggu , 03 Sep 2023 - 22:42
PALEMBANG - Mulai tahun 2024, BBM Pertalite rencananya dihapus oleh Pertamina dan diganti dengan Pertamax Green 92. Kemungkinan harga Pertamax Green 92 ini bisa lebih mahal dari Pertalite. Alasannya dengan kualitas BBM lebih bagus, emisi gas buang lebih rendah, dan udara lebih bagus. Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan (Sumsel), Prof Dr H Sulbahri Madjir SE MM mengatakan bila diperhatikan kebijakan menghapus Pertalite bisa jadi untuk mengurangi beban subsidi BBM.
"Dari segi BBM sebetulnya tidak terlalu signifikan, yang besar subsidinya itu elpiji, tapi tetap saja ini diambil kebijakan," ujarnya, kemarin.Dijelaskan Prof Sulbahri, sebenarnya sebagai rakyat dan masyarakat hal-hal yang menyulitkan rakyat tidak dilaksanakan, sebab kalau kebijakan ini dilaksanakan otomatis akan meningkatkan biaya produksi yang akhirnya menimbulkan inflasi. Untuk itu ia menyarankan lebih baik pemerintah melakukan suatu efisiensi pengeluaran-pengeluaran yang masih bisa dikurangi. "Misalnya kita tidak tahu berapa gaji pegawai Pertamina, berapa pegawai BUMN lainnya. Kita tidak tahu ya mungkin dari situ bisa dilakukan suatu efisiensi," ucapnya. Sebab jika kebijakan ini jadi dilaksanakan mau tak mau masyarakat terpaksa membeli BBM Pertamax karena sudah menjadi kebutuhan untuk bahan bakar kendaraan, termasuk pengusaha. Pada akhirnya menimbulkan inflasi, inflasi disebabkan oleh peningkatan harga pokok. Dengan adanya kebijakan menghapus Pertalite, itu artinya masyarakat membeli BBM non subsidi Pertamax. Imbasnya bukan hanya industri, tetapi juga akan berpengaruh terhadap angkutan umum bagi masyarakat.
"Pengeluaran atau cost production meningkat artinya untuk harga tarif atau ongkos angkut meningkat. Yang meningkat itu disebut cost push inflation, inflasi karena kenaikan ongkos produksi," tandasnya.Halim Susanto, Pengusaha SPBU mengungkapkan pihaknya tak bisa berbuat banyak. "Mau menolak juga tak bisa jika sudah jadi kebijakan. Tentunya sedikit banyak ini pun mempengaruhi penjualan walaupun mungkin tak berlangsung lama sebab biasanya masyarakat akan melakukan penyesuaian dengan harga yang ada. Kalau kita di SPBU mengikuti saja setiap regulasi yang ada," ulasnya. Namun tentu mengganti Pertalite dengan BBM jenis baru yang lebih ramah lingkungan tak bisa begitu saja diberlakukan ke masyarakat. Semua perlu sosialisasi terlebih dahulu ke pembeli. "Saran saya sebelum diberlakukan, ada baiknya diedukasi ke Masyarakat. Baru setelah itu Pertalite diganti supaya masyarakat dapat menerima. Kalau mendadak dan tanpa sosialisasi, pasti banyak yang kebingungan," tandasnya. (afi/fad)