Jadi Jejak Sejarah
MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID – Suasana sejumlah desa di Kabupaten Muratara terlihat lebih semarak menyambut HUT RI ke-78.
Warga yang tinggal di sepanjang Jalan Lintas Lama mengaku memiliki kenangan dan hubungan khusus dalam menyambut HUT kemerdekaan RI.
Seluruh Jalan Lintas Sumatera lama yang menghubungkan seluruh kota adalah warisan Belanda.
Termasuk jalan lintas lama dan jembatan VOC atau jembatan lama penghubung wilayah Muara Rupit dan Desa Lawang Agung.
‘’Zaman dulu rata-rata warga tinggal di seberang aliran sungai. Idak berani dekat jalan lintas, karno Belando sering lewat jalan lintas lama," ungkap Junadi, warga di Kecamatan Rupit.
Saat Belanda melakukan ekspansi dan sweeping, warga harus sembunyi. "Situasi tergantung jumlah, kalau pasukan Belando banyak masyarakat idak berani melawan.
Kalau pasukan Belando dikit, tembak dari pinggir sungai langsung lari ke seberang sungai atau masuk hutan," bebernya.
Bahkan saat agresi Belanda ke II, jembatan Rupit atau jembatan VOC atau jembatan lama, sempat dibom hingga roboh di bagian ujung Desa Lawang Agung.
Sehingga pasukan Belanda tidak bisa melintas.
Kini jalan lintas lama dan jembatan lama di Kabupaten Muratara, masih tetap digunakan masyarakat sehari-hari.
‘’Jalan ini menjadi jejak sejarah, karena banyak darah pejuang yang tumpah dan mewarnai jalan serta jembatan ini,’’ katanya.
Untuk mengenang perjuangan kemerdekaan RI, seluruh desa dan kecamatan yang dilintasi jalan lintas lama kini dipasangi bendera Merah Putih.
Setidaknya ada 3 kecamatan yang dilintasi jalan lintas lama, Karang Jaya, Rupit, dan Kecamatan Rawas Ulu.
Asisten I Pemda Muratara H Alfirmansyah Karim mengimbau agar seluruh masyarakat ikut berpartisipasi delam memeriahkan HUT kemerdekaan RI ke-78.
"Bisa dengan memasang bendera MeraH Putih, membuat beragam kegian positif. Gotong royong bersih-bersih kampung, dan mempercantik desa," bebernya.(zul/)