September, IPAL Tes Operasional
PALEMBANG – Proyek Ins-talasi Pengolahan Air Limbah Deomestik (IPALD) yang telah dibangun melalui kegiatan Palembang City Sewarage Project (PCSP) diproyeksi sudah mulai tes operasional September 2023 ini. Namun diakui, sebelum menggelar operasional, saat ini menjadi persoalan, yaitu pemasangan sambungan rumah (SR) IPAL ke rumah-rumah tangga. PPK Dinas PUPR Kota Palembang, Ade Abdullah menjelaskan untuk operasional IPAL ini kebutuhannya 1.500 meter persegi per hari, atau kalau dikonversi ke SR sekitar 500-1000 SR. “Pemasangan SR saat ini sedang tender. Potensi masya-rakat yang mau pasang sudah banyak, yang pasti kita utamakan perkantoran, pusat bisnis dan yang sudah dilalui jaringan,” terangnya usai pertemuan dengan Wali Kota dan pihak Australia membahas IPALD di rumah Dinas Wali Kota, kemarin (23/5). Menurutnya, pemasangan SR saat ini dibantu Pemerintah Pusat. Fokus pertama akan dilakukan di Jl Merdeka belakang Kantor Wali Kota atau 24 Ilir, 18 Ilir, dan 23 Ilir, setelah itu baru ke sebelah timur. Untuk tarif, estimasi pemasangan SR tidak sama, tapi standardisasinya butuh biaya sekitar Rp6-8 juta. “Tapi ini akan dibantu subsidi pemerintah untuk pemasangan sambungan rumah,” ujarnya. Direktur Utama Perumda Tirta Musi Palembang, Andi Wijaya Adani menerangkan pertemuan bersama dengan pihak Australia ini membicarakan bebeberapa hal. “Pertama IPAL ditarget untuk komisioning atau di-tes operasi bulan September. Kedua disepakati tarif yang nanti dikenakan (tarif setting), dan ketiga Wali Kota berkomitmen untuk pemasangan ke SR,” jelasnya. Sebab masalah IPAL ini adalah di SR, karena ada masyarakat yang kurang mau disambungkan, kemudian sumber dana sebab pemasangan IPAL lebih tinggi dibandingkan dengan air bersih. “Karena tingkat pemasangan masyarakat atau SR ini masih rendah, maka rencananya akan disubsidi total oleh pemerintah,” katanya. Sebagai perbandingan pemasangan SR untuk pengolahan air bersih di Perumda Tirta Musi saat ini di angka Rp1, 5 juta, sementara estimasi pemasangan SR Tangga untuk pengolahan air limbah berkisar Rp6 juta. “Pemasangan SR air limbah ini belum terlaksana, subsidi pemasangan nantinya akan macam-macam sumbernya. Ada yang dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota palembang termasuk pemerintah Australia,” paparnya. Soal tarif pengolahan air limbah sendiri, Perumda Tirta Musi sebagai operator akan mengenakan tarif tetap untuk SR tangga rata-rata Rp16,5 ribu per bulan dan akan digratiskan periode September hingga akhir 2023. “Untuk niaga akan berbeda. Dihitung berdasarkan persentase rekening air atau 29 persen dari rekening airnya,” ‘ujarnya. Pemasangan akan disubsidi gratis oleh Pemerintah. Pihaknya juga sudah survey ke masyarakat, seperti kemampuan membayar dan keinginan membayar. “Hasilnya rata-rata tingkat kemampuan bayar masyarakat di angka Rp40 ribu, namun keinginan masyarakat gratis,” lanjutnya. Wali Kota Palembang, H Harnojoyo menyampaikan pihaknya akan melakukan koordinasi dan komunikasi dalam pengerjaannya. (tin/fad)