Lulus Tes di Universitas Luar Negeri, Tapi Orang Tua Menolak: Potret Dilema yang Menggetarkan Hati
Lulus Tes di Universitas Luar Negeri, Tapi Orang Tua Menolak: Potret Dilema yang Menggetarkan Hati-Foto: IST -
SUMATERAEKSPRES.ID - Bagi banyak anak muda, mendapat kesempatan kuliah di universitas luar negeri adalah puncak pencapaian.
Bayangan duduk di bangku kuliah internasional, berbaur dengan budaya baru, hingga meraih ilmu yang membuka cakrawala, terasa seperti mimpi yang menjadi nyata.
Namun, mimpi itu tak selalu mulus. Ada yang harus berhadapan dengan kenyataan pahit: restu orang tua tak kunjung datang.
BACA JUGA:Laptop Canggih untuk Anak, Tapi Ayah yang Berkorban Justru Terlupakan
BACA JUGA:Heboh Perkelahian Antar Anak Berujung Maut di Muratara, Pelaku Masih Berusia 9 Tahun
Benturan Antara Cita-Cita dan Kekhawatiran Keluarga
Bagi sebagian orang tua, melepas anak belajar jauh di negeri asing bukan perkara mudah. Rasa khawatir tentang keamanan, perbedaan budaya, hingga kemampuan sang anak untuk beradaptasi, sering kali jadi alasan penolakan.
Di masyarakat yang menempatkan nilai kekeluargaan di posisi teratas, keberangkatan anak ke luar negeri bisa dipandang sebagai jarak emosional yang terlalu lebar.
Terlebih jika anak tersebut adalah satu-satunya atau masih sangat bergantung secara emosional pada keluarga.
BACA JUGA:Misteri Kematian M Ridho: Ditemukan Bersimbah Darah dengan Puluhan Luka
BACA JUGA:Borong Hemat di Akhir Pekan: Deretan Diskon & Cashback E-Wallet, 9 Agustus 2025
Luka Batin di Tengah Perjuangan
Bagi mahasiswa yang sudah melewati proses seleksi ketat, penolakan orang tua terasa seperti tamparan yang tak terduga.
Mereka dihadapkan pada dilema: mempertahankan impian atau menghormati keputusan orang yang telah membesarkan mereka.
Di sisi lain, orang tua yang menolak pun sebenarnya bergerak dari niat melindungi, meski caranya bisa jadi menghambat langkah sang anak.
Dialog Sebagai Jembatan
Kuncinya adalah komunikasi terbuka. Mahasiswa bisa mencoba memaparkan data dan manfaat studi di luar negeri: mulai dari peningkatan kemampuan bahasa, perluasan jejaring global, hingga peluang kerja yang lebih luas.
