Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Laptop Canggih untuk Anak, Tapi Ayah yang Berkorban Justru Terlupakan

Laptop Canggih untuk Anak, Tapi Ayah yang Berkorban Justru Terlupakan-Foto: IST -

SUMATERAEKSPRES.ID - Di tengah derasnya arus teknologi, orang tua berlomba memberikan yang terbaik bagi anak mereka. Namun, tidak semua pengorbanan berbuah manis.

Kisah Pak Agus, seorang pegawai kantoran yang bekerja siang malam demi membeli laptop impian untuk anaknya, menjadi potret getir di balik cinta orang tua yang kerap tak disadari.

Kerja Lembur demi Masa Depan

Selama berbulan-bulan, Pak Agus pulang larut malam. Kalender di ruang kerjanya penuh coretan lembur, tanda tekadnya untuk menabung demi satu tujuan: menghadiahkan laptop terbaru bagi putranya, Dika.

BACA JUGA:Huawei MatePad Air 2024: Tipis, Pintar, dan Siap Geser Posisi Laptop!

BACA JUGA:Laptop Gaming 2025 di Bawah Rp15 Juta, Ryzen & RTX 3050 Kini Bukan Mimpi!

Dika, siswa SMA dengan minat tinggi pada dunia teknologi, sering mengeluh laptop lamanya tidak lagi mendukung tugas dan eksperimennya.

Bagi Pak Agus, keinginan itu terdengar wajar. “Kalau punya perangkat yang lebih canggih, Dika bisa berkembang lebih cepat,” pikirnya.

Maka, ia menahan lelah dan menunda keinginan pribadi, demi sebuah kotak berisi masa depan anaknya.

BACA JUGA:Spek Ganas, Desain Tipis! 5 Tablet Terbaik 2025 yang Bikin Laptop Minder, Cocok Buat Gaming & Desain!

BACA JUGA:Butuh Laptop Kencang Harga Miring? Ini Rekomendasi Core i7 Termurah 2025

Hadiah yang Tak Disambut Hangat

Hari yang dinanti tiba. Dengan raut wajah penuh bangga, Pak Agus menyerahkan laptop baru itu. Harapannya sederhana: melihat mata Dika berbinar.

Namun, respon yang datang justru membuatnya terdiam.
“Ah, laptop ini biasa saja, Pak. Teman-teman sudah punya yang lebih keren.”

Seakan semua jam lembur dan malam panjang tak berarti. Pak Agus tak marah, hanya tertegun.

Ia sadar, anaknya sedang melihat dunia dari kacamata yang berbeda—kacamata pergaulan dan tren, bukan dari sudut pandang perjuangan seorang ayah.

Generasi yang Terjebak Standar Material

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan