Laptop Canggih untuk Anak, Tapi Ayah yang Berkorban Justru Terlupakan
Laptop Canggih untuk Anak, Tapi Ayah yang Berkorban Justru Terlupakan-Foto: IST -
Fenomena seperti ini tak asing. Banyak orang tua memberi dari hati, namun yang diterima anak hanyalah ‘barang’.
Di era media sosial, ukuran “cukup” sering bergeser, dibentuk oleh apa yang dimiliki orang lain.
Akibatnya, nilai pengorbanan kerap terkubur di bawah bayang-bayang barang yang lebih baru dan lebih mahal.
Namun, waktu memiliki cara sendiri untuk mengajarkan makna.
Mungkin suatu saat Dika akan menyadari, laptop itu bukan sekadar benda, melainkan wujud cinta yang dibayar dengan keringat dan waktu ayahnya.
BACA JUGA:MDP Superstore & MDP Plaza Palembang Hadirkan Promo Back to School 2025: Laptop Cuma Rp 17!
BACA JUGA:Laptop Kerja Masa Depan? Cek Review ASUS Zenbook DUO UX8406CA
Pelajaran untuk Orang Tua dan Anak
Kisah ini mengingatkan, kasih sayang orang tua tak selalu mendapat sambutan hangat saat itu juga.
Apresiasi sering datang terlambat, setelah anak cukup dewasa untuk memahami nilai di balik pengorbanan.
Bagi orang tua, ini adalah panggilan untuk tetap memberi tanpa berharap balasan instan.
Bagi anak-anak, ini adalah undangan untuk berhenti sejenak dan melihat lebih dalam—bahwa di balik setiap hadiah, ada cerita perjuangan yang tidak selalu tampak.
Pak Agus mungkin tak mendapat “terima kasih” yang ia bayangkan hari itu.
Tetapi cinta seorang ayah tak pernah memudar, bahkan ketika pengorbanannya tak segera dihargai.
