Lulus Tes di Universitas Luar Negeri, Tapi Orang Tua Menolak: Potret Dilema yang Menggetarkan Hati
Lulus Tes di Universitas Luar Negeri, Tapi Orang Tua Menolak: Potret Dilema yang Menggetarkan Hati-Foto: IST -
Sebaliknya, orang tua juga perlu ruang untuk mengungkapkan kekhawatirannya.
BACA JUGA: Bukit Asam Luncurkan BASIC, Kompetisi Inovasi Sosial untuk Energi Berkelanjutan
Dengan saling mendengarkan, setidaknya kedua pihak dapat menemukan titik temu—entah itu studi penuh di luar negeri atau melalui jalur lain seperti pertukaran pelajar, magang internasional, atau program double degree.
Menghormati Pilihan, Menyimpan Asa
Jika restu tak juga datang, jalan lain tetap terbuka.
Belajar di universitas lokal yang unggul, menabung untuk studi lanjutan, atau mengambil program internasional berbasis daring bisa menjadi pilihan sementara.
Waktu pun kadang menjadi penawar.
Ada orang tua yang baru memberikan dukungan penuh setelah melihat kedewasaan dan kesiapan anaknya, meski butuh waktu bertahun-tahun.
Mimpi yang Tak Pernah Padam
Kesempatan belajar di luar negeri tak selalu harus diwujudkan segera setelah lulus SMA atau kuliah.
Banyak orang yang mengejarnya di usia lebih matang, setelah bekerja, mengumpulkan pengalaman, dan menguatkan finansial.
Bagi mereka yang tetap menyimpan impian itu, langkah yang tertunda bukan berarti kegagalan—melainkan jeda untuk mempersiapkan diri lebih matang.
Pada akhirnya, dilema ini mengajarkan satu hal: impian besar dan restu keluarga sama-sama berharga.
Menggabungkan keduanya memang tak mudah, tapi komunikasi yang jujur dan penuh empati bisa menjadi pintu pembuka bagi masa depan yang tetap bercahaya.
