Viral! Pacu Jalur Kuansing, Dari Sungai Batang Kuantan Menuju Panggung Budaya Dunia
Dari aliran Sungai Batang Kuantan, tradisi Pacu Jalur mendayung kuat menuju panggung dunia. Warisan leluhur, semangat tak pernah surut! Foto: Screenshot Instagram @kuantanesia---
KUANTAN SINGINGI, SUMATERAEKSPRES.ID – Riuh sorak sorai penonton di tepian Sungai Batang Kuantan bukan sekadar suara keramaian.
Di balik semarak itu, mengalir sebuah kisah panjang tentang tradisi, kebanggaan, dan warisan budaya Pacu Jalur, perlombaan perahu panjang khas Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau.
Akar Tradisi dari Masa Kerajaan
Sejarah Pacu Jalur bermula sejak abad ke-17, saat wilayah Kuansing masih berada di bawah naungan Kerajaan Indragiri.
Awalnya, jalur—perahu panjang berbahan kayu besar seperti kulim atau meranti—berfungsi sebagai moda transportasi utama menyusuri sungai-sungai di pedalaman Riau.
BACA JUGA:Nokia 2300 5G, Ikon Legendaris Kembali dengan Sentuhan Masa Depan
BACA JUGA:Lada XCode, SUV Futuristik Rusia Siap Ubah Pandangan Dunia Otomotif
Namun seiring berjalannya waktu, jalur bertransformasi menjadi simbol kehormatan dan persatuan komunitas.
Pacu Jalur pertama kali digelar sebagai bagian dari perayaan kerajaan dan kegiatan keagamaan besar seperti Maulid Nabi.
Saat era penjajahan Belanda, tradisi ini mulai dikembangkan menjadi perlombaan tahunan memperingati HUT Kemerdekaan RI setiap bulan Agustus.
Hingga kini, Pacu Jalur telah menjadi festival budaya berskala nasional yang merambah panggung internasional.
BACA JUGA:Chery Tiggo 8 CSH: SUV Hybrid Mewah, Ramah Lingkungan, dan Terjangkau!
BACA JUGA:Pasca Ambruknya Jembatan di Lahat, Jembatan Komering OKU Timur Diberi Batasan Beban Maksimal
Bukan Sekadar Perahu
Perahu yang digunakan dalam Pacu Jalur tidak sembarangan. Dengan panjang 25 hingga 40 meter dan mampu membawa hingga 60 pendayung, proses pembuatannya bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Kayu dipahat, diukir, dan dihiasi dengan motif naga, harimau, hingga tokoh pewayangan, masing-masing mencerminkan karakter, filosofi hidup, atau asal desa pembuatnya.
