Simbol Identitas, Filosofi, dan Kearifan Lokal

Senin 27 Jan 2025 - 17:05 WIB
Reporter : Tim
Editor : Dede Sumeks

Pj Bupati Lahat, Imam Pasli SSTP, M.Si mengungkapkan harapannya agar masyarakat Lahat dapat lebih menghargai dan memanfaatkan potensi lokal, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah. Termasuk melestarikan batik khas Lahat.

Salah satu pengusaha batik khas Lahat ialah Maya Elfilo dan Elva Susita, A.md, pemilik galeri Batik Bukit Serelo. 

Batik ini dihadirkan sebagai bentuk kecintaan terhadap tanah kelahiran serta upaya untuk melestarikan dan mengenalkan potensi daerah kepada dunia luar.

"Melalui Batik Bukit Serelo, kami ingin memperkenalkan Lahat ke dunia luar dengan cara yang lebih kreatif.

Selain itu, batik ini juga merupakan bentuk kontribusi untuk meningkatkan perekonomian daerah, karena batik ini dapat menarik minat wisatawan dan pelaku industri kreatif," ujar Maya.

Di Kabupaten Ogan Ilir,  batik khas Ogan Ilir belum banyak terdengar motifnya.  Ketua Dewan Kesenian Ogan Ilir, Khairul Kaswan menyebut dirinya juga belum banyak mendengar adanya motif batik khas Ogan Ilir yang diangkat dan diperkenalkan.

"Kalo di Ogan Ilir, kain khasnya itu kain Gebeng, tapi kalau batik belum. Sebagusnya memang harus kita adakan. Kalau memang ada cikal bakalnya kenapa tidak kita siapkan," ujarnya. 

Berdasarkan tim pengkajian motif batik dan warisan budaya dari UPTD Museum Negeri Sumatera Selatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.

Pada tahun 2022 lalu, memasukan salah satu motif ukiran kayu yang bisa menjadi referensi batik khas Ogan Ilir. Dalam buku daftar motik batik museum Sumsel. Berakar dari ornamen kayu dan batu temuan. 

Motif ukiran tersebut berada di Desa Sungai Pinang Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir.

Sementara Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) juga memiliki batik dengan motif khas yang diupayakan untuk tetap dilestarikan. Salah satunya melalui pelatihan pembuatan kerajinan batik di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Baturaja.

Selain itu, batik OKU dengan motif khas daerah telah disahkan melalui peraturan daerah OKU Nomor 15 Tahun 2012.

Motif batik dikembangkan sesuai motif ukir yang mencerminkan budaya asli OKU. Jadi punya ciri yang spesifik. Seperti pucuk rebung bambu.

Motif pucuk rebung bambu ini artinya masyarakat OKU bersemangat untuk tumbuh dan berkembang serta maju dalam menjalankan semua aktivitas baik pertanian, perdagangan, dan kebudayaan.

Bunga Matahari. secara filosofi artinya matahari sebagai sumber kehidupan yang selalu terbit dari Timur. Masyarakat yang selalu bersemangat, berkembang, dan berfikir positif serta berkomitmen membangun kabupaten.

Serta motif Bunga Kangkung. Tanaman kangkung ini dapat tumbuh dimana saja. Dimana masyarakat OKU dapat hidup, bekerja sama serta beradaptasi dengan lingkungan di mana pun mereka berada.

Kategori :