Melestarikan Bahasa Ogan Lewat Tutur Jangpanjang

BERTUTUR : Seorang pria Suku Ogan menuturkan Bahasa Ogan dalam penampilan seni budaya Jangpanjang. FOTO : BERRY/SUMEKS--
BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID - Bahasa daerah Ogan menjadi warisan budaya dari Suku Ogan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) secara turun menurun. Dalam suku Ogan ini juga memiliki aksara Ogan yang sudah hampir punah.
Bahasa Ogan menjadi salah satu bahasa di Provinsi Surmsel yang sudah terdaftar di Unesco. Ini tentu menjadi kebanggaan bagı masyarakat OKU, artinya bahasa daerah ini sudah mendapat pengakuan dunia luar atau internasional.
BACA JUGA:Sembelih Kambing Hitam saat Nikahi Suku Ogan Pusar
BACA JUGA:Keris: Senjata Penuh Misteri dengan Kehebatan Mematikan yang Tersembunyi di Setiap Bilahnya
Pihak Balai Bahasa Sumsel sebelumnya sudah mendaftarkan bahasa daerah Ogan bersama 5 bahasa daerah lainnya di Provinsi Sumsel.
Yakni Bahasa Melayu Palembang, Bahasa Komering, Bahasa Lematang. Bahasa Pedamaran, dan Bahasa Kayu Agung.
Dengan sudah terdaftarnya bahasa daerah Ogan di Unesco menjadi momen penting, jangan sampai bahasa daerah hilang eksistensinya.
Apalagi jika ada bahasa campuran, masuknya serapan bahasa asing atau bahasa dari luar negeri. Sehingga menyebabkan bahasa daerah yang ada di Indonesia terancam hilang eksistensinya.
Untuk melestarikannya, Bahasa Ogan ini biasa dituturkan pula dalam seni budaya Jangpanjang. Meski mungkin tradisi ini sudah jarang ditampilkan atau dipertontonkan di muka umum, karena yang memiliki kemampuan menuturkannya sangat sedikit.
Seni Jangpanjang ini pernah tampil saat ada peserta asal Desa Sukajadi Kecamatan Ulu Ogan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (Bahasa Ogan dan Komering) se-Kabupaten OKU.
Diketahui, kesenian budaya Jangpanjang merupakan kesenian yang mengandalkan pada tembang dengan bernada mendayu dan panjang.
Seni Jangpanjang tidak memiliki durasi. Jadi seseorang bisa bertutur jangpanjang dalam waktu cukup lama, sesuai keinginan penutur tersebut.
BACA JUGA:Tanjidor Dibawa oleh Orang Portugis
BACA JUGA:Ulak Jagolano Berbahaya bagi Kapal