Para ahli memperingatkan bahwa jika penyakit ini tidak segera diatasi, ada risiko penyebaran ke negara-negara tetangga.
BACA JUGA:9 Ribu WP Menunggak PBB, Realisasi PBB Setara 87,9 Persen dari Target
BACA JUGA: Triwulan III, Pajak Daerah Tembus Rp3,2 T, PBB-KB Sumbang Realisasi Terbesar
Upaya Pencegahan
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan, menghindari kontak dengan orang yang menunjukkan gejala, serta melaporkan kasus baru secepat mungkin.
WHO juga merekomendasikan isolasi pasien yang terduga terinfeksi hingga penyakit ini teridentifikasi lebih jelas.
Sementara itu, komunitas internasional diharapkan dapat memberikan dukungan, baik dalam bentuk tenaga ahli, alat medis, maupun bantuan kemanusiaan, untuk membantu Kongo menangani wabah ini.
Situasi ini menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan global terhadap penyakit menular masih menjadi tantangan besar di era modern, terutama di wilayah dengan infrastruktur kesehatan yang lemah.
Tanggapan Masyarakat Internasional
Wabah penyakit misterius yang melanda Republik Demokratik Kongo telah menarik perhatian masyarakat internasional.
Dengan jumlah korban jiwa yang terus meningkat dan penyebab penyakit yang belum teridentifikasi, negara-negara di seluruh dunia mulai mengoordinasikan bantuan dan respon untuk mendukung upaya pengendalian krisis ini.
Bantuan Kesehatan dan Ilmiah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadi yang terdepan dalam merespons wabah ini.
WHO telah mengirimkan tim ahli epidemiologi, virologi, dan logistik untuk bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Kongo dalam mengidentifikasi sumber wabah dan mengendalikan penyebarannya.
“Ini adalah situasi darurat yang memerlukan kolaborasi global. Prioritas kami adalah menyelamatkan nyawa dan menghentikan penyebaran penyakit,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman, juga telah menawarkan bantuan berupa alat medis, vaksin eksperimental, dan dana kemanusiaan.