OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID - Untuk mencegah Penyakit Akibat Kerja (PAK), dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sriwijaya (UNSRI) melaksanakan program pengabdian masyarakat pada 7 November 2024.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Meranjat 2, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan ini menyasar para pekerja pemanggang kemplang.
Dengan tema “Penerapan Desain Panggangan dan Meja Berjaring Ergonomis,” kegiatan ini bertujuan memberikan solusi nyata bagi pekerja agar dapat bekerja dengan lebih nyaman dan sehat.
Sekretaris Desa Meranjat 2, Efrizal Suproadi, dalam sambutannya mengapresiasi inovasi yang dibawa oleh tim FKM UNSRI.
BACA JUGA:UNSRI Kembangkan Alat Peraga Energi Terbarukan Berbasis IoT untuk Guru dan Siswa
BACA JUGA:Tragis! Mahasiswi Unsri Tewas Terseret Mobil Box di Indralaya, Teman Selamat dengan Luka Ringan
"Pembuatan kursi ergonomis ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kursi ini meningkatkan kenyamanan dan mempermudah proses pembuatan kemplang. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan, tetapi juga pada peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat,” ujar Efrizal.
Program pengabdian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tim dosen FKM UNSRI terkait postur kerja para pekerja pemanggang kemplang.
Penelitian tersebut menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) yang menunjukkan bahwa para pekerja berada dalam tingkat risiko tinggi (high risk)dengan skor 10, akibat postur kerja yang tidak ergonomis.
Identifikasi keluhan gangguan muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorder atau MSDs) menunjukkan rata-rata pekerja mengalami keluhan dengan tingkat nyeri “cukup sakit.”
BACA JUGA:Unsri Rumah Kita Bersama di Era PTNBH, Dies Natalis Ke-64, Rektor Sampaikan 4 Kata Kunci
BACA JUGA:Kompetisi Dekan Cup 8.0 FH Unsri Resmi Dibuka, Semangat Sumpah Pemuda Membara di GOR Dempo
Ketua program, Desheila Andarini, S.K.M, M.Sc, menjelaskan bahwa rancangan kursi ergonomis dibuat berdasarkan hasil riset untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi kerja.
"Desain ergonomis ini dirancang agar pekerja dapat mengurangi risiko keluhan MSDs, sekaligus mendukung kesehatan jangka panjang mereka, ungkap Desheila.
Kegiatan ini diikuti oleh 23 peserta yang terdiri dari pekerja pemanggang kemplang di Desa Meranjat 2.