Anak Punya Tanggung Jawab untuk Terus Belajar, UN Jadi Tolok Ukur Kemampuan Individu Siswa

Reporter: Neni |

Editor: Edi Sumeks |

Jumat , 03 Jan 2025 - 21:39

Drs H Riza Fahlevi MM. -FOTO: NENI/SUMEKS-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Pengamat pendidikan Sumsel Drs H Riza Pahlevi MM, menyambut baik wacana pelaksanaan kembali Ujian Nasional (UN) Tahun Ajaran 2025-2026. Menurutnya, UN sebagai evaluasi akhir guna memetakan siswa.

”Ini sangat baik jika dilakukan untuk seluruh siswa, jangan hanya sampel beberapa anak. UN ini sangat bagus dilaksanakan, sebagai tolok ukur kemampuan individu siswa,” kata Riza, kepada Sumatera Ekspres, Jumat (3/1).

”Selain itu orang tua juga akan mengetahui kemampuan anaknya, dan anak juga punya rasa tanggung jawab untuk terus belajar. Jangan hanya santai-santai saja tanpa ada rasa tanggung jawab belajar," tambah Riza, Analis Fungsional Utama Bidang Pendidikan Provinsi Sumsel.

Dikatakan, begitu UN dihapuskan tahun 2021 lalu, pemerintah melalui menteri pendidikan kala itu membuat kebijakan Asesmen Nasional (AN), yang saat ini dilaksanakan secara sampel. "Sehingga siswa yang tidak menjadi sampel merasa tidak perlu bertanggung jawab atas kompetensi yang dimilikinya," cetusnya.

Kondisi itu akan semakin menghilangkan tujuan belajar. “Dan siswa merasa, tidak apa jika tak bisa, karena dia tidak dijadikan sampel tadi,” tukas Riza, yang pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel.

Dia menegaskan, evaluasi akhir tetap diperlukan. Dimana tujuannya memetakan kompetensi siswa. “Namun hasil UN jangan dijadikan syarat kelulusan. Hasil UN adalah sebagai sertifikat kompetensi siswa yang menyelesaikan pendidikan jenjang SMA/SMK,” saran Riza.

Tantangan berikutnya dari evaluasi adalah ‘tekanan atasan’. Harus ada komitmen dari pemangku kepentingan pendidikan, agar tidak mengintervensi pelaksanaannya. "Sehingga hasil UN benar-benar cerminan kompetensi siswa yang bersangkutan," tegasnya.

anak punya tanggung jawab untuk terus belajar, un jadi tolok ukur kemampuan individu siswa                            palembang, sumateraekspres.id – pengamat pendidikan sumsel drs h riza pahlevi mm, menyambut baik wacana pelaksanaan kembali ujian nasional (un) tahun ajaran 2025-2026. menurutnya, un sebagai evaluasi akhir guna memetakan siswa.
”ini sangat baik jika dilakukan untuk seluruh siswa, jangan hanya sampel beberapa anak. un ini sangat bagus dilaksanakan, sebagai tolok ukur kemampuan individu siswa,” kata riza, kepada sumatera ekspres, jumat (3/1).
”selain itu orang tua juga akan mengetahui kemampuan anaknya, dan anak juga punya rasa tanggung jawab untuk terus belajar. jangan hanya santai-santai saja tanpa ada rasa tanggung jawab belajar," tambah riza, analis fungsional utama bidang pendidikan provinsi sumsel.
dikatakan, begitu un dihapuskan tahun 2021 lalu, pemerintah melalui menteri pendidikan kala itu membuat kebijakan asesmen nasional (an), yang saat ini dilaksanakan secara sampel. "sehingga siswa yang tidak menjadi sampel merasa tidak perlu bertanggung jawab atas kompetensi yang dimilikinya," cetusnya.
baca juga:hanya untuk sekolah terakreditasi, kebijakan terkait pelaksanaan ujian nasional
baca juga:mendikdasmen: ujian nasional tetap ada, tapi dengan format baru di 2025, apa yang berbeda?
kondisi itu akan semakin menghilangkan tujuan belajar. “dan siswa merasa, tidak apa jika tak bisa, karena dia tidak dijadikan sampel tadi,” tukas riza, yang pernah menjabat kepala dinas pendidikan provinsi sumsel. 
dia menegaskan, evaluasi akhir tetap diperlukan.  dimana tujuannya memetakan kompetensi siswa. “namun hasil un jangan dijadikan syarat kelulusan. hasil un adalah sebagai sertifikat kompetensi siswa yang menyelesaikan pendidikan jenjang sma/smk,” saran riza.
tantangan berikutnya dari evaluasi adalah ‘tekanan atasan’. harus ada komitmen dari pemangku kepentingan pendidikan, agar tidak mengintervensi pelaksanaannya. "sehingga hasil un benar-benar cerminan kompetensi siswa yang bersangkutan," tegasnya.

Tag

Share