Hal ini dapat membuat tubuh cenderung mencari sumber energi yang cepat dan menimbulkan keinginan untuk mengonsumsi camilan atau makanan cepat saji.
Usai mengonsumsi makanan tersebut, tubuh akan merasa berenergi, tetapi tak lama kemudian, rasa lapar dapat muncul lagi.
Apabila siklus ini terus berulang, risiko kenaikan berat badan bakal meningkat.
Sebaliknya, sarapan yang mengandung makanan yang kaya akan protein dapat membantu menahan atau mengontrol keinginan makan dan menyeimbangkan kadar gula darah.
Sarapan yang seimbang dapat membantu mengontrol nafsu makan dan mendukung pola makan sehat yang konsisten sepanjang hari.
Beberapa orang menganggap bahwa melewatkan sarapan dapat membantu menurunkan berat badan.
Hal ini sebetulnya tidak sepenuhnya salah.
Tetapi, penelitian dalam Frontiers in Endocrinology menyatakan bahwa meskipun sarapan dapat menjadi cara alternatif untuk menurunkan berat badan, melewatkan sarapan memiliki beberapa efek negatif terhadap kardiovaskular.
5. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Seperti yang sudah dijelasan sebelumnya, risiko penyakit kardiovaskular juga dapat meningkat akibat tidak sarapan pagi secara terus-menerus.
Penelitian dalam Journal of Cardiovascular Development and Disease memperlihatkan bahwa orang yang secara rutin melewatkan sarapan memiliki kemungkinan 21% lebih besar untuk menderita penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang rutin sarapan.
Hal ini mungkin berkaitan dengan efek metabolik yang ditimbulkan akibat tidak sarapan pagi terhadap kadar gula darah, makan berlebih, serta kombinasi tidak sarapan dan gaya hidup tidak sehat lainnya.
Di samping itu, penelitian pada 2020 juga menunjukkan bahwa orang yang melewatkan sarapan pagi cenderung memiliki kadar kolesterol LDL lebih tinggi.
Hal ini berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung.
BACA JUGA:Sederet Manfaat Sarapan Telur Rebus untuk Kesehatan
BACA JUGA:Sarapan Pisang Setiap Hari: Dampak Positif dan Negatif untuk Kesehatan