Penurunan kadar hormon dalam tubuh juga menjadi salah satu akibat tidak sarapan pagi.
Jika terlalu lama menunda makan bisa menurunkan kadar gula darah yang berujung menyebabkan kadar hormon tidak stabil.
Bahkan, kadar kortisol (hormon stres) cenderung lebih tinggi saat pagi dan menurun seiring berjalannya hari.
Sarapan dengan menu gizi yang seimbang, utamanya yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak sehat, bisa membantu tubuh untuk mengontrol produksi kortisol dengan menstabilkan gula darah dan mengurangi respons tubuh terhadap stres.
Sementara, melewatkan sarapan dapat menyebabkan penurunan gula darah yang dapat memicu peningkatan kortisol sebagai mekanisme kompensasi.
3. Berisiko Mengalami Gangguan Suasana Hati
Masih berkaitan dengan poin di atas, melewatkan sarapan pagi berpotensi menyebabkan hormon tidak stabil.
Apabila hormon tidak stabil, seseorang mungkin merasa “tidak nyaman” atau rentan mengalami perubahan suasana hati.
Penelitian dalam jurnal Diabetes, Metabolic Syndrome, and Obesity memperlihatkan jika melewatkan sarapan baik secara teratur atau tidak teratur dikaitkan dengan depresi, rendahnya tingkat kebahagiaan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Ada beberapa mekanisme yang bisa menjelaskan bahwa sarapan pagi dapat membantu menjaga kesehatan mental.
Contohnya, usai sarapan pagi, karbohidrat akan diubah menjadi glukosa yang penting untuk pembentukan triptofan.
Triptofan merupakan protein yang dibutuhkan untuk membentuk serotonin, salah satu zat kimia yang berperan yang berperan dalam mengatur suasana hati, dan fungsi kognitif.
BACA JUGA:Ini Dia Daftar Menu Sarapan yang Tingkatkan Fokus dan Kecerdasan Otak
BACA JUGA:Ide Menu Sarapan bagi Pemilik Kolesterol Tinggi
4. Merasa Lapar Berlebih di Siang Hari
Akibat tidak sarapan pagi, tubuh bisa merasa lapar berlebih di siang hari karena kekurangan nutrisi.