Perbankan Indonesia Catat Pertumbuhan Positif dan Profil Risiko Terjaga

Senin 04 Nov 2024 - 21:53 WIB
Reporter : Rian Sumeks
Editor : Rian Sumeks

SUMATERAEKSPRES.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja intermediasi perbankan yang mencatatkan pertumbuhan signifikan dengan risiko yang terkendali.

Pada September 2024, sektor perbankan berhasil mempertahankan pertumbuhan kredit tahunan (year-on-year/yoy) dengan pencapaian 10,85 persen, sedikit menurun dari Agustus yang mencapai 11,40 persen.

Secara nominal, kredit perbankan telah mencapai Rp7.579,25 triliun.

Dilihat berdasarkan jenis penggunaannya, Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 12,26 persen yoy, diikuti oleh Kredit Konsumsi yang tumbuh 10,88 persen dan Kredit Modal Kerja dengan kenaikan 10,01 persen.

BACA JUGA:Mau Mobil Hybrid Awet? Ini Panduan Merawat All New Kijang Innova Zenix HEV

BACA JUGA:Transfer Mudah, Setor Murah

Dari sisi kepemilikan, bank BUMN menjadi pendorong utama dengan peningkatan sebesar 12,80 persen yoy.

Dari perspektif kategori debitur, kredit korporasi menonjol dengan peningkatan sebesar 15,43 persen yoy.

Pertumbuhan kredit untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menunjukkan angka positif dengan peningkatan 5,04 persen yoy.

Kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Likuiditas Perbankan

Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan juga tumbuh sebesar 7,04 persen yoy, mencapai Rp8.720,78 triliun.

DPK ini terdiri dari giro yang tumbuh 9,38 persen, tabungan 7,30 persen, dan deposito 4,95 persen.

Tingkat likuiditas perbankan tetap terjaga dengan baik. Pada September 2024, rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) tercatat sebesar 112,66 persen dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 25,40 persen, jauh di atas ambang batas minimum yang ditetapkan sebesar 50 persen untuk AL/NCD dan 10 persen untuk AL/DPK.

Sementara itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) perbankan tercatat pada level 222,64 persen, sedangkan Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di 129,50 persen.

Kedua rasio ini menunjukkan bahwa perbankan Indonesia memiliki ketahanan likuiditas jangka pendek dan pendanaan jangka panjang yang kuat.

BACA JUGA:Koalisi Ojol Palembang Dukung Pilkada Damai

Kategori :