BACA JUGA:Protes Calon Ketua Umum Tunggal, Musda XV BPD HIPMI Sumsel Diwarnai Aksi Demo
Kualitas Kredit dan Profitabilitas Perbankan
Kualitas kredit juga terpantau stabil dengan rasio NPL (Non-Performing Loan) gross sebesar 2,21 persen, menurun dari Agustus yang tercatat 2,26 persen.
Rasio NPL net tidak mengalami perubahan di angka 0,78 persen. Loan at Risk (LaR) juga mencatat penurunan menjadi 10,11 persen, mendekati angka pra-pandemi sebesar 9,93 persen pada Desember 2019.
Tingkat profitabilitas perbankan yang diukur melalui Return on Assets (ROA) menunjukkan peningkatan ke level 2,73 persen, sedikit naik dari Agustus yang berada di 2,69 persen.
Kenaikan ini menjadi indikator kuat atas ketahanan dan stabilitas industri perbankan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Kapitalisasi yang Kuat dan Pertumbuhan Buy Now Pay Later (BNPL)
Perbankan Indonesia juga mencatatkan peningkatan dalam permodalan, yang terlihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang meningkat ke 26,85 persen pada September 2024, dibandingkan 26,69 persen pada bulan sebelumnya.
CAR yang tinggi ini menjadi bantalan yang kuat dalam menghadapi potensi risiko di masa mendatang.
Sektor kredit perbankan juga menunjukkan minat yang kuat terhadap produk Buy Now Pay Later (BNPL), dengan porsi 0,26 persen dari total kredit perbankan. Meskipun kecil, segmen ini tumbuh pesat dengan kenaikan baki debet sebesar 46,42 persen yoy, mencapai Rp19,81 triliun pada September 2024.
Jumlah rekening BNPL pun meningkat, mencapai 19,82 juta dari 18,95 juta pada Agustus.
Upaya Penutupan Rekening Terkait Judi Online
OJK juga mengambil langkah tegas untuk menekan aktivitas judi online yang berdampak buruk terhadap perekonomian dan sektor keuangan.
OJK bekerja sama dengan perbankan untuk memblokir lebih dari 8.000 rekening yang diidentifikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Digital.
Selain itu, OJK menginstruksikan agar rekening dalam satu file identifikasi nasabah (Customer Identification File/CIF) yang sama ditutup jika terindikasi terkait judi online.
Secara keseluruhan, kinerja perbankan Indonesia menunjukkan stabilitas yang kuat dengan pertumbuhan kredit yang positif dan risiko terjaga.
Langkah-langkah tegas dalam penanganan risiko eksternal, termasuk aktivitas ilegal, menjadi langkah strategis untuk mempertahankan stabilitas sektor perbankan ke depan.