Insentif KLM Dorong Intermediasi Bank, Pertumbuhan Kredit Bisa di Batas Atas

ANTRI : Sejumlah nasabah mengantri transaksi di hall banking Bank Sumsel Babel. Pemberian tambahan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) mendorong intermediasi.-foto: evan/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Bank Indonesiahttps://www.bi.go.id/ (BI) percaya diri pertumbuhan kredit perbankan akan mencapai batas atas target sepanjang 2024. Seiring tambahan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) untuk sektor prioritas. Dengan demikian, likuiditas perbankan bakal semakin memadai untuk melakukan fungsi intermediasi.

“Kami perkirakan dengan adanya tambahan KLM, pertumbuhan kredit akan di batas atas. Target kita kan 10 sampai 12 persen whole year. Mencapai batas atas lah kira-kira,” ucap Deputi Gubernur BI, Juda Agung.

Merujuk hasil rapat dewan Gubernur BI pada 22 Mei, pertumbuhan kredit perbankan sebesar 13,09 persen year-on-year (YoY). Didorong pertumbuhan kredit di sektor industri, jasa dunia usaha, dan perdagangan. Tingginya permintaan kredit dipengaruhi oleh sisi penawaran dan terjaganya appetite perbankan.

Juda mengungkapkan, permintaan kredit tumbuh tinggi dari sektor riil. Terlihat dari pertumbuhan kredit sektor korporasi yang mencapai 20,32 persen YoY. Di sisi lain, appetite perbankan ditopang permodalan yang tinggi dan berlanjutnya strategi realisasi aset ke kredit. ”Kelihatan dari landing standar yang masih longgar. Suku bunganya juga tidak naik menunjukkan mereka memang punya appetite karena bisnis perbankan borrowing dan landing,” ungkap Juda Agung.

BACA JUGA:OJK Sebut Prospek Kredit Kendaraan Bermotor Tetap Cerah Meski Ditinjau dari Aspek Politik

BACA JUGA:BI Catat Pertumbuhan Kredit Bank Meningkat 13,09%, Data Terakhir April 2024

Momentum saat ini perlu dipertahankan, salah satunya dengan memberikan insentif KLM yang diterbitkan 1 Juni. Melalui kebijakan ini, bank sentral memperluas cakupan sektor prioritas. Yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, serta ekonomi kreatif. Kemudian, sektor tambahan lainnya, otomotif, perdagangan listrik, gas, air bersih, dan jasa sosial.

Juda berharap, penguatan KLM dapat segera memberikan tambahan likuiditas perbankan Rp 81 triliun. Dengan begitu total insentif menjadi Rp 246 triliun dan akhir 2024 diprakirakan akan meningkat menjadi Rp 280 triliun. Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat.

Sementara Bank Mandiri terus mendorong sektor usaha lewat dukungan pembiayaan dengan skema sindikasi. Sebagai ranking 1 Mandated Lead Arranger Indonesia Borrower Loan versi Bloomberg Table League, bank berlogo pita emas itu memiliki market share pembentukan kredit sindikasi sebesar 24,7 persen dari total volume kredit sindikasi di Indonesia sebesar USD 3,42 miliar. Lebih rinci, perseroan telah membentuk kredit sindikasi dengan limit sebesar USD 845 juta sepanjang kuartal I 2024.

“Ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk mempercepat pertumbuhan usaha dan bisnis dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar SVP Corporate Banking 4 Group Bank Mandiri Erwanza Nirwan.

BACA JUGA:Kredit Bank Sampoerna Tembus Rp11,6 Triliun, Kenaikan Lampaui Kredit Perbankan Keseluruhan

BACA JUGA:4 Bank Tempat Gadai SK Terbaik Bagi Guru PPPK, Pinjaman Capai Ratusan Juta, Bunga Kredit Rendah

Penyaluran kredit sindikasi itu ditujukan pada sejumlah sektor. Di antaranya sektor energi, utilities, serta manufaktur. Selain itu, Bank Mandiri juga memberikan dukungan pembiayaan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki rencana kegiatan usaha berkelanjutan, seperti meningkatkan nilai jual hasil produk akhir. Terutama produk-produk komoditas yang berkontribusi pada pengembangan ekosistem teknologi baterai EV.

Capaian tersebut sekaligus membuktikan ketahanan dan adaptasi Bank Mandiri dengan kondisi pasar yang volatil di tengah ketidakpastian ekonomi dan keuangan global. Tecermin dari penyaluran kredit secara bank only yang meningkat 21,54 persen YoY menjadi Rp1.134,43 triliun per April.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan