PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dukungan terhadap tiga pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan di Kota Palembang terlihat cukup merata.
Dengan jumlah pemilih mencapai sekitar 1,2 juta, Palembang menjadi arena kompetisi bagi Herman Deru-Cik Ujang (HDCU), Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia (E-RA BARU), dan Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (MATAHATI).
Dalam konteks dukungan elektoral, paslon HDCU menunjukkan sedikit keunggulan dibandingkan dengan E-RA BARU dan MATAHATI. Namun, keunggulan ini tidak terlalu signifikan karena dukungan pemilih terbagi antara ketiga paslon tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Arianto, ST, MT, M.IKOM, Pol, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI), saat ditemui dalam sesi paparan survei di Hotel Santika Palembang pada Sabtu (19/10).
BACA JUGA:Lucianty Unggul Tipis di Survei Pilkada Muba, HDCU Mendominasi Suara
Dalam survei khusus di Kota Palembang, kami melibatkan 1.000 responden dengan margin of error +/-3,1%. Pada pertanyaan terbuka, elektabilitas Herman Deru tercatat sebesar 20,5%, diikuti Eddy Santana Putra dengan 15,4%, dan Mawardi Yahya sebesar 8,9%.
Sementara itu, Anita Noeringhati dan Cik Ujang masing-masing memperoleh 0,4% dan 0,2%, sementara 54,6% responden belum menentukan pilihan mereka.
"Pada simulasi menggunakan gambar ketiga paslon, elektabilitas HDCU berada di 39,3%, E-RA BARU 31,7%, dan MATAHATI 23,4%, dengan 5,6% responden belum memutuskan pilihan,” jelas Arianto.
Hasil ini menunjukkan bahwa pemilih di Palembang telah membagi pilihan mereka di antara ketiga paslon. Dominasi elektabilitas tidak terlihat jelas, dan ini tercermin dari jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan yang relatif kecil, yakni 5,6%.
BACA JUGA:PKS OKU Timur Komitmen Menangkan HDCU dan Enos-Yudha dengan Suara Penuh
Lebih jauh, Arianto menambahkan bahwa survei LKPI dilakukan antara 10 hingga 17 Oktober 2024. Dengan distribusi dukungan pemilih yang sudah terlihat, dia memperkirakan tidak akan ada lonjakan elektabilitas yang signifikan di Palembang.
Sosialisasi yang dilakukan oleh ketiga paslon juga terekam cukup masif, dengan frekuensi yang hampir seimbang.
Indikator sosialisasi ini meliputi pertemuan tatap muka, penggunaan media sosial, serta pemasangan spanduk dan baliho.