SUMATERAEKSPRES.ID – Kota Palembang, kota yang sarat dengan sejarah dan kebudayaan, memiliki banyak kisah menarik yang terpendam di setiap sudutnya.
Kota Palembang juga tidak akan terlepas dari Sejarah etnis Tionghoa yang masuk ke kota yang kaya dengan bermacam ragam adat istiadat ini. Bahkan budaya China begitu melekat dengan nuansa Palembang.
Mulai dari ukiran rumah Limas serta beragam peninggalan lainnya termasuk pempek yang melegenda merupakan salah satu makanan yang dibuat oleh etnis Tionghoa.
Berkisah tentang Palembang, banyak juga wilayah atau tempat sudut kota didiami etnis china. Salah satunya adalah kecamatan Seberang Ulu 1.
Sebuah kisah mengenai Sungai Cinteren, yang menyimpan sejarah panjang dan peran penting dalam perkembangan kota ini.
Azim Amin, seorang tokoh dan ahli sejarah di Palembang, menggali kembali cerita-cerita dari masa lalu yang kian terlupakan oleh generasi sekarang.
Menurutnya, Sungai Cinteren bukan hanya sebuah aliran air biasa, melainkan saksi bisu transformasi sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi sejak era kolonial Belanda hingga perkembangan modern Palembang.
Azim Amin menjelaskan bahwa pada rentang tahun 1969 hingga 1970, banyak warga dari berbagai daerah datang ke Palembang dengan harapan memperbaiki nasib. "Ado yang ngocek pucuk," ujarnya, menggunakan ungkapan khas Palembang untuk menggambarkan orang-orang yang beralih pekerjaan demi mencari penghidupan yang lebih baik.
Para suami yang dulunya bertani di kampung halaman beralih menjadi buruh atau bekerja di sektor jasa di kota.
Perubahan ini terjadi seiring dengan semakin berkembangnya wilayah Palembang sebagai pusat perdagangan dan ekonomi di Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Dulu Air Mengalir, Kini Lemari Berjejer, Simak Kisah Transformasi Sungai Segaran jadi Jalan Segaran
BACA JUGA:Tragedi Sungai Musi, Seorang Pria Tenggelam Akibat Perahu Bocor
Pada masa itu pula, rumah panggung yang menjadi ciri khas arsitektur tradisional mulai banyak ditemukan di Palembang, terutama milik warga keturunan Tionghoa, atau sering disebut "Cino" dalam dialek Palembang.