SUMATERAEKSPRES.ID- Sungai Kademangan adalah salah satu anak Sungai Musi yang memiliki nilai sejarah penting di Palembang.
Nama “Kademangan” berasal dari istilah “demang,” yang merujuk pada kepala desa atau pemimpin lokal pada masa lalu.
Sungai ini, bersama dengan Sungai Kedukan dan Sungai Yuching, memainkan peran penting dalam perkembangan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Palembang.
Sungai Kademangan dan anak-anak Sungai Musi lainnya menjadi jalur utama perdagangan dan transportasi, yang membantu menyebarkan pengaruh budaya dan agama, termasuk Hindu dan Buddha, ke wilayah Palembang.
BACA JUGA:Dulu Air Mengalir, Kini Lemari Berjejer, Simak Kisah Transformasi Sungai Segaran jadi Jalan Segaran
Selain itu, sungai-sungai ini juga menjadi saksi berbagai peristiwa sejarah penting, termasuk masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Palembang Darussalam.
Ada beberapa peninggalan sejarah yang terkait dengan Sungai Kademangan di Palembang. Salah satu yang paling terkenal adalah Prasasti Kedukan Bukit, yang ditemukan di tepi Sungai Kedukan, anak Sungai Musi.
Prasasti ini bertanggal 682 Masehi dan mencatat perjalanan suci Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri Kerajaan Sriwijaya.
Selain itu, di sekitar sungai ini juga ditemukan berbagai artefak arkeologis seperti manik-manik, keramik, dan peralatan rumah tangga yang menunjukkan adanya aktivitas perdagangan dan kehidupan masyarakat pada masa lalu.
Sungai-sungai ini juga menjadi jalur penting bagi penyebaran agama Hindu dan Buddha di wilayah Palembang, yang dibuktikan dengan penemuan arca-arca dan candi-candi kecil di sekitar aliran sungai.
BACA JUGA:Tragedi Sungai Musi, Seorang Pria Tenggelam Akibat Perahu Bocor
BACA JUGA:Lagi Mencuci Pakaian, Lansia Terpeset dan Tenggelam di Sungai Musi, Begini Kondisinya
Selain Prasasti Kedukan Bukit, ada beberapa situs bersejarah lainnya yang terkait dengan Sungai Kademangan di Palembang:
- Situs Karanganyar: Terletak di dekat aliran Sungai Kademangan, situs ini merupakan tempat ditemukannya berbagai artefak dari masa Kerajaan Sriwijaya, termasuk manik-manik dan keramik kuno.