Tidak terima hanya berbaring dalam perawatan, Lettu Rifai memutuskan untuk kembali beraksi, meskipun tanpa sepengetahuan dokter dan perawat, termasuk Dr. Ibnu Sutowo yang merawatnya.
Dengan tekad yang membara, Lettu Rifai meninggalkan rumah sakit dan menuju medan perang.
BACA JUGA:Palembang Kota Air yang Hilang? Ini Fakta Mencengangkan Sungai Tengkuruk, Ada Mistisnya Lho!
BACA JUGA:Heboh! Ikan Tapah Raksasa Ditangkap di Sungai Musi, Warga Raup Untung Jutaan Rupiah
Dalam perjalanan menuju lokasi pertempuran, ia melihat betapa pentingnya momen ini bagi bangsa Indonesia.
Setiap detik terasa berharga, dan ia bertekad untuk berkontribusi meskipun dalam keadaan yang tidak sempurna.
Begitu tiba di kawasan pertempuran, Lettu Rifai segera beradaptasi dengan situasi yang ada.
Ia bergabung dengan laskar pejuang yang sedang bersiap-siap untuk menghadapi tentara Belanda yang melintas di Sungai Musi.
BACA JUGA:Terbongkar! Rahasia Nama Jalan Sungai Sahang Palembang, Punya Cerita Legendaris yang Bikin Merinding
Dengan strategi yang sudah dipikirkan matang-matang, mereka mempersiapkan serangan terhadap kapal-kapal Belanda yang berada di sungai tersebut.
Pertempuran di tepi Sungai Musi menjadi saksi bisu akan keberanian para pejuang. Lettu Rifai, dengan semangat juang yang membara, memimpin pasukannya untuk menyerang kapal-kapal Belanda.
Dengan keberanian dan keterampilan tempurnya, ia mengarahkan serangan yang tepat sasaran, mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada armada Belanda.
Suara tembakan, ledakan, dan teriakan menggema di udara, menciptakan suasana yang mencekam namun penuh semangat juang.
Selama pertempuran ini, Lettu Rifai menunjukkan dedikasi yang luar biasa terhadap bangsa dan tanah air.