Sumsel Jangan Jadi Primadona Karhutla, Paling Riskan Terbakar dari 6 Provinsi Prioritas

Selasa 01 Oct 2024 - 21:30 WIB
Reporter : tim
Editor : Edi Sumeks

Kemudiam fleksibel tank sebanyak 25 unit, light tower sebanyak 2 unit, motor pemadam karhutla sebanyak 5 unit, tenda posko sebanyak 2 unit, velbed sebanyak 50 unit, amcus sebanyak 2 unit, breating apparatus/SCBA sebanyak 10 unit, serta APD karhutla sebanyak 50 seat. 

Bantuan tersebut diserahkan Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Lukmansyah, kepada Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi, bertempat di Pendopoan Bupati Muba. “Banyak spot karhutla yang harus ditangani dan dipadamkan di Kabupaten Muba khususnya, dan Provinsi Sumsel umumnya," jelas Lukmansyah. 

BACA JUGA:Karhutla 12 Daerah, 2.948 Ha Lahan Hangus, Sumsel Sudah Lewati Puncak Musim Kemarau

BACA JUGA:Sehari Tak Turun Hujan, Karhutla Lagi, Terjadi di OKI, Muara Enim, Muba, dan Banyuasin

Dimana Provinsi Sumsel termasuk dari 6 provinsi yang menjadi prioritas penangganan karhutla di Indonesia.  “Yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,Riau, Jambi, serta Sumatera Selatan,” ulasnya.

Dikatakannya, seluruh satuan tugas (ssatgas) penanganan karhutla di Sumsel harus sinergi dan saling bahu membahu. " Satgas ini menjaga nama baik Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tegasnya.

Supaya Indonesia tidak dilecehkan oleh negara tetangga, sebagai negara produksi asap. "Satgas harus gerak cepat dan tangani karhutla," pintanya. Berbagai upaya penanganan dilakukan BNPB dalam ikut menangani karhutla. Mulai dari pencengahan, water bombing, hingga rekayasa cuaca. 

"APH (aparat penegak hukum) juga harus bertindak tegas melakukan penegakan hukum kepada perusahaan dan warga yang tidak patuhi aturan yang berlaku," cetusnya.

Komandan Satgas Karhutla Kabupaten Muba, Letkol Inf Erry Dwianto, menyebut penyebab karhutla sebagian besar hingga 95 persen, karena perilaku warga yang membuka lahan. "Mereka bakar membuka lahan, karena biayanya sangat murah," singkatnya. 

Sebelumnya, BNPB memastikan operasi pengendalian karhutla di 6 provinsi prioritas masih berlaku aktif sampai bulan November 2024. Meskipun kondisi cuaca sudah kembali beralih ke fase La Nina atau penghujan.

Pada fase tersebut diprakirakan terjadi peningkatan hujan sekitar 20-40 persen lebih tinggi dibandingkan curah hujan saat normal. Namun secara spesifik berdasarkan hasil pantauan citra satelit yang didapatkan BNPB dalam 1 provinsi masih terdeteksi titik panas.

“Karena hujan belum merata sehingga jika tidak dikendalikan api dapat cepat meluas,” ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran daring bertajuk disaster briefing, Senin malam.

Fase La Nina merupakan kondisi cuaca secara umum berlangsung pada awal Agustus yang sebagaimana diprakirakan sebelumnya.  "Untuk itu kami pastikan bantuan melekat dalam pengendalian karhutla dari BNPB kepada ke enam daerah prioritas masih tetap berlangsung," ujar Abdul.

Operasi pengendalian terus dilakukan berdasarkan pengalaman peristiwa karhutla tahun sebelumnya dan didukung analisa prakiraan cuaca saat ini bersama BMKG. Dalam analisa tersebut pihaknya memprakirakan hujan yang mengguyur di wilayah Indonesia bagian barat masuk dalam kategori sementara dan belum merata pada medio Agustus-awal September. 

Sehingga dikhawatirkan setelah fase tersebut berakhir dan tidak terus dikendalikan maka titik panas sewaktu-waktu masih akan muncul kembali dan api cepat merambat. "Setidaknya dilakukan maksimal sampai kondisi cuaca benar-benar kembali normal pun mayoritas menetapkan status darurat karhutla sampai dengan November (seperti Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur)," kata dia.

BNPB mengerahkan bantuan melekat seperti sejumlah armada pesawat, helikopter untuk patroli hingga penyiraman air dari udara (water bombing) beserta peralatan mesin pompa untuk penyiraman darat. Target utama penyiraman air dilakukan di kawasan lahan gambut dan mineral yang tidak produktif. “Secara umum kasus karhutla berhasil dikendalikan tim di lapangan,” pungkasnya.

Kategori :