Pertanian Terpadu Satukan Alam-Ekonomi, Terapkan Inovasi Intan Sari
TANAMAN CABAI: Lahan tanaman cabai yang berada di Desa Tanjung Seteko, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.-foto: andika/sumeks-
OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID - Pembangunan yang masif membuat lahan pertanian di wilayah kota seperti Palembang semakin terbatas. Ini membuat posisi daerah hamparan pertanian bergeser ke area pinggiran kota maupun perbatasan kabupaten. Salah satunya di kabupaten Ogan Ilir yang berbatasan langsung dengan Palembang.
Potensi ini membuat penyuluh pertanian lapangan (PPL) Ogan Ilir, Hendra Susanto, SP tergerak. Dirinya bersama gabungan kelompok petani desa Tanjung Seteko, kecamatan Indralaya, Ogan Ilir menggerakan petani lokal mengembangkan pola pertanian terpadu terintegrasi. Membangun pemanfaatan lahan dan hasil pertanian secara efektif dan efisien.
"Kami melihat potensi Desa Tanjung Seteko memiliki posisi yang sangat strategis. Hanya belasan km dari Kota Palembang, pusat perekonomian terbesar di Sumsel," jelas Hendra. Letak geografisnya yang dekat dengan Palembang membuat Tanjung Seteko memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Khususnya menciptakan produk-produk lokal yang bisa memenuhi kebutuhan pasar ibu kota.
Menurutnya, Tanjung Seteko adalah lokasi yang ideal mengembangkan pola pertanian terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. "Potensi ini tak hanya membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal, tetapi juga mendukung ketahanan pangan yang lebih luas di wilayah Palembang dan sekitarnya," ungkap Hendra.
BACA JUGA:BRI Dorong Pengembangan Usaha Pertanian Melalui Program Klasterku Hidupku di Desa Baran Gembongan
BACA JUGA:Ratusan Ekor Sapi Kawin Suntik, Upaya Dinas Pertanian Tingkatkan Produksi Sapi
Fokus mengembangkan potensi itu, Hendra bersama Bersama Tim Perhiptani Bidang Penelitian dan Pengembangan DKPP, serta tim Inovasi dan para petani berupaya membangun kesejahteraan petani lewat pertanian terpadu. "Inovasi di Desa Tanjung Seteko adalah penerapan sistem pertanian terpadu yang menggabungkan berbagai komoditas. Disebut sebagai inovasi INTAN SARI (Integrasi Pertanian Desa Mandiri)," ujar Hendra yang juga penggerak Intan Sari ini.
Di lahan yang subur, petani desa ini menanam jagung dan berbagai jenis sayuran seperti cabai, tomat, terong, dan kangkung. Sistem pertanian ini berbeda karena adanya integrasi antara tanaman dan peternakan. Ia menjelaskan, ayam dan bebek dipelihara di sekitar lahan tanaman. Kotoran ayam dan bebek digunakan sebagai pupuk organik yang sangat berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Tanaman jagung yang membutuhkan ruang tumbuh luas ditanam di lahan yang juga diusahakan untuk tanaman sayuran. Dalam ekosistem ini, ayam dan bebek berfungsi sebagai pengendali alami hama. Ayam memakan serangga hama tanaman dan menjaga kebersihan lahan. Sekaligus memperkaya unsur hara tanah dengan kotoran ayam yang jadi pupuk alami.
"Alhasil petani di Tanjung Seteko tidak lagi bergantung pada pestisida kimia yang berbahaya. Mereka dapat memproduksi hasil pertanian yang lebih sehat dan ramah lingkungan," terang Hendra. Selain tanaman jagung dan sayuran, Tanjung Seteko mengembangkan paduan tanaman pangan lainnya, seperti singkong dan padi, dengan ternak kambing dan sapi.
BACA JUGA:Dinas Pertanian Sweeping Kandang Ayam, Antisipasi Pancaroba hingga Flu Burung
BACA JUGA:Dinas Pertanian Lakukan Sweeping Kandang Ayam Antisipasi Flu Burung
Akhirnya desa ini dapat menyediakan bahan pangan lokal, seperti jagung, sayuran, daging ayam, bebek, kambing, dan sapi, yang semuanya dihasilkan dengan metode pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan. Karena wilayah Palembang yang semakin sempit untuk pertanian, kebutuhan akan produk pangan lokal dari desa-desa sekitarnya, seperti Tanjung Seteko, semakin tinggi.
"Ke depan, desa ini berpotensi menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengembangkan pertanian terpadu yang tak hanya menguntungkan petani, juga memberi dampak positif bagi masyarakat dan ekonomi regional," tukasnya. Tanjung Seteko sebagai poyek percontohan dinas ketahan pangan dan pertanian (DKPP) saat ini sedang berupaya menjalin kemitraan bersama BUMN.