Senjata Nuklir Rusia: Modernisasi, Doktrin, dan Dampaknya Terhadap Keamanan Global

Sabtu 28 Sep 2024 - 08:17 WIB
Reporter : Kemas A Rivai
Editor : Novis

Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT)

Perjanjian ini, yang mulai berlaku pada tahun 1970, bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi yang berkaitan erat dengan hak ini.

Mempromosikan kerja sama dalam penggunaan energi nuklir secara damai, dan mendorong perlucutan senjata nuklir. 

Sebagian besar negara di dunia adalah pihak dalam perjanjian ini.

Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Secara Komprehensif (CTBT)

CTBT melarang semua uji coba ledakan nuklir di mana pun di dunia. 

Meskipun perjanjian ini belum sepenuhnya berlaku karena belum diratifikasi oleh beberapa negara kunci, banyak negara telah menghentikan uji coba nuklir mereka sebagai bagian dari komitmen terhadap perjanjian ini.

BACA JUGA:Loker Terbaru Nih! Bank BTN Buka Rekrutmen RLDP, Peluang Karir di Berbagai Wilayah Indonesia, Cek Di Sini Yuk

BACA JUGA:Dukung Timnas U-20 Sambil Berbuat Baik, Ini Kerja Sama PSSI dan Berbuatbaik.id

Perjanjian START dan New START

Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START) dan penerusnya, New START, adalah perjanjian bilateral antara Amerika Serikat dan Rusia yang bertujuan untuk mengurangi dan membatasi jumlah senjata nuklir strategis yang dimiliki oleh kedua negara. 

New START, yang mulai berlaku pada tahun 2011, membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang dikerahkan dan peluncur rudal balistik antarbenua (ICBM), peluncur rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM), dan pembom berat yang dikerahkan.

Zona Bebas Senjata Nuklir

Beberapa kawasan di dunia telah mendeklarasikan diri sebagai zona bebas senjata nuklir melalui perjanjian regional. Contohnya termasuk Perjanjian Tlatelolco untuk Amerika Latin dan Karibia, Perjanjian Rarotonga untuk Pasifik Selatan, dan Perjanjian Pelindaba untuk Afrika. Negara-negara di kawasan ini berkomitmen untuk tidak mengembangkan, memperoleh, atau menempatkan senjata nuklir di wilayah mereka.

Diplomasi dan Dialog Multilateral

Negara-negara dan organisasi internasional, seperti PBB dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), terus mendorong dialog dan diplomasi untuk mengatasi masalah proliferasi nuklir. Contohnya termasuk negosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya dan upaya untuk denuklirisasi Semenanjung Korea.

Kategori :