SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID-Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda Desa Muara Merang, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sabtu (21/9/2024). Kebakaran terjadi di area tanah gambut, yang sangat mudah terbakar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muba, H. Pathi Riduan, menyatakan bahwa kebakaran di Desa Muara Merang kali ini cukup parah.
Ia mengimbau agar Camat setempat segera berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan di sekitar lokasi kebakaran untuk ikut serta dalam upaya pemadaman.
"Kebakaran di Desa Muara Merang, Kecamatan Bayung Lencir ini sangat parah. Oleh karena itu, kita minta Pak Camat untuk berkoordinasi dengan perusahaan sekitar guna melakukan pemadaman," ungkapnya.
Karhutla kali ini, kata dia, terjadi di lokasi yang sama dengan kejadian sebelumnya. Kebakaran pertama terjadi pada 6 September 2024, dan kini api kembali muncul pada 21 September 2024.
Saat ini, kebakaran masih berlangsung dan belum bisa dipastikan berapa luas area yang terbakar. " Berdasarkan banyaknya asap yang terlihat, diperkirakan puluhan hektare lahan gambut telah terbakar," tambahnya.
BACA JUGA:Karhutla Meluas di Belakang Perkantoran Empat Lawang, Hanguskan Kebun Karet dan Sawit
BACA JUGA:Kajari Muba Tegaskan Bahaya Kejahatan Korporasi Terkait Karhutla
BPBD Muba juga mengimbau perusahaan yang berada di sekitar lokasi kebakaran untuk turut serta dalam proses pemadaman. Jika tidak, dikhawatirkan api akan terus meluas mengingat sifat tanah gambut yang sangat mudah terbakar. "Bayung Lencir sudah termasuk dalam zona merah karena banyaknya vegetasi lahan gambut yang rentan terbakar. Pemadaman melalui water bombing (WB) terus dilakukan," tegas Pathi Riduan.
Untuk mengatasi kebakaran yang sering terjadi di daerah ini, BPBD berencana membangun sodetan (sungai kecil) dan sumur bor di lokasi-lokasi yang rentan terbakar." Di sekitar lokasi juga terdapat perusahaan PT Pinang Witmas Sejati (PWS), dan kami meminta agar regu pemadam perusahaan tersebut ikut membantu," tukasnya.
Sementara di OKI, jauhnya lokasi air menjadi salah satu kendala petugas di lapangan dalam memadamkan api yang membakar lahan di Desa Rambai Kecamatan Pangkalan Lampam yang terbakar sejak Sabtu (21/9).
Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, Nova Triyussanto mengungkapkan, kondisi lahan semakin kering karena tidak ada hujan. Jadi petugas dibantu waterbombing melakukan pemadaman." Keberadaan air semakin sulit tapi petugas tetap berupaya melakukan pemadaman,"terangnya, kemarin.
Tak hanya di Rambai saja yang terbakar tapi dibeberapa titik lainnya pada Sabtu (21/9) seperti di Desa Muara Batun Kecamatan Jejawi Vegetasi semak belukar lahan milik masyarakat yang terbakar lebih kurang setengah hektare. Kemudian di Desa Gading Jaya api sudah berhasil dipadamkan.
BACA JUGA:Sepekan Panas Menyengat, Masih Kemarau, Karhutla 4 Daerah
BACA JUGA:Karhutla 12 Daerah, 2.948 Ha Lahan Hangus, Sumsel Sudah Lewati Puncak Musim Kemarau