LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID - Kemacetan parah kembali melanda Kabupaten Lahat, terutama di jalan lintas Lahat-Muara Enim.
Fenomena ini telah menjadi masalah serius sejak industri tambang batubara mulai berkembang pesat di kawasan tersebut pada tahun 2012.
Tidak ada jalur khusus untuk angkutan batubara mengakibatkan kendaraan berat ini harus menggunakan jalan umum, dari Merapi Selatan, Merapi Barat hingga Merapi Timur, termasuk juga dari arah Muara Enim dan kota Lahat.
Kemacetan ini diperparah dengan sering terjadinya kerusakan kendaraan angkutan batubara. Kerusakan seperti patah as, pecah ban, dan masalah teknis lainnya sering terjadi, terutama pada malam hari dari pukul 21.00 WIB hingga pagi hari.
BACA JUGA:Ini Pesan Pj Bupati kepada 45 Anggota DPRD Muba
Selain itu, lebar jalan yang tidak memadai dan kepadatan kendaraan, baik angkutan batubara maupun kendaraan umum, memperburuk situasi.
Kapolres Lahat, AKBP God Parlasro Sinaga S.Ik, melalui Kasat Lantas AKP Agus Gunawan, mengungkapkan salah satuny kemacetan yang terjadi Kamis dini hari (12/9), disebabkan oleh kerusakan kendaraan batubara.
"Kemacetan pagi tadi sudah berhasil diurai oleh anggota Satlantas Polres Lahat. Namun, kami memerlukan kerja sama semua pihak untuk menangani masalah ini secara menyeluruh," ujarnya.
Pihak kepolisian juga menyoroti pentingnya pemeliharaan kendaraan. Mereka menghimbau agar pengusaha transportir melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kendaraan sebelum beroperasi untuk mencegah kerusakan di jalan.
BACA JUGA:Pasangan JADI Berkomitmen Sejahterakan Petani OKI di Pilkada Mendatang
"Kurangnya evaluasi dan pemeliharaan kendaraan adalah salah satu penyebab utama kemacetan. Kami mendorong semua pihak untuk memastikan kendaraan dalam kondisi layak jalan," tambahnya.
Dalam upaya mengatasi kemacetan yang semakin sering terjadi, rencana jangka pendek meliputi penempatan pos di kawasan Merapi yang akan dikelola oleh pihak transportir.
Pos ini akan bertugas untuk menangani kerusakan kendaraan dan memastikan evakuasi dilakukan dengan cepat.