PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Diabetes merupakan penyakit kronis dengan kondisi kadar gula darah terlalu tinggi. Diabetes berisiko menimbulkan komplikasi atau perubahan kondisi dari penyakit awal yang bisa jadi memburuk atau menunjukkan gejala lebih banyak.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi RSMH Palembang, dr Harun Hudari SpPD KPTI FINASIM mengatakan komplikasi pada diabetes sesungguhnya bisa dicegah.
"Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi. Sehingga perlu dilakukan pengendalian glukosa darah untuk mencegah komplikasi," ujarnya, kemarin.
Dikatakan, kontrol gula darah dalam range yang diharapkan. Saat gula darah terkontrol, risiko komplikasi bisa menurun. Diabetes diklasifikasikan menjadi dua, yakni diabetes nonkomplikasi dan diabetes komplikasi. Klasifikasi tersebut terkait tata laksana yang diambil.
"Diabetes nonkomplikasi berarti gula darah sudah terkontrol dan tidak ada komplikasi. Sedangkan diabetes komplikasi bisa terbagi menjadi dua yakni, komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular," katanya. Ia menerangkan, komplikasi mikrovaskular melibatkan pembuluh darah kecil seperti gangguan ginjal, mata dan saraf.
BACA JUGA:Ternyata Biji Mahoni Bisa Obati Maharia dan Diabetes, Simak Disini Penjelasannya
BACA JUGA:4 Olahraga yang Cocok Untuk Pengidap Diabetes. Nomor 4 Lebih Efektif
Sementara diabetes komplikasi makrovaskular, berarti sudah melibatkan pembuluh darah besar sehingga timbul gangguan jantung dan stroke. "Yang memerlukan perhatian ekstra itu mereka dengan komplikasi tidak terlihat seperti gangguan jantung, stroke, dan ginjal. Kalau enggak dicek, (komplikasi) bisa lebih berbahaya daripada diabetesnya," ucapnya.
Menurutnya, saat ke rumah sakit tidak cukup dengan hanya memeriksa kadar gula darah saja. Perlu ada uji penapisan, screening komplikasi. sehingga bisa jadi bekal untuk membedakan treatment. Kontrol gula darah, terutama pada penyandang diabetes, tidak cukup mengandalkan obat minum atau obat suntik. dr. Della Fitricana, menjelaskn juga bahwa perlu kecukupan nutrisi dan aktivitas fisik. Selain itu melakukan cek gula darah secara teratur. "Cek gula darah secara teratur, jaga pola makan dan aktivitas fisik," tukasnya.
Kadar gula (glukosa) dalam darah dikendalikan hormon insulin yang diproduksi pankreas. Namun pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
Glukosa yang tidak diserap sel tubuh dengan baik akan menumpuk dalam darah. Kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh. "Jika tidak terkontrol dengan baik, diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang berisiko mengancam nyawa penderitanya," tandasnya.